Langsung ke konten utama

Postingan

MEMBUAT BIBIT KARET BATANG BAWAH

A. Pengadaan Biji Karet Usaha pengadaan biji karet untuk benih merupakan salah satu usaha langkah yang penting, oleh sebab itu kebutuhan biji harus dapat dijamin baik dalam kuantitas dan kualitasnya. Klon – klon yang dianjurkan untuk batang bawah yaitu biji klon GT1, LCB 1320 dan AVROS 2037. Untuk menghindari kemungkinan biji dari klon lain terpungut, maka hanya biji dari areal tertentu saja yang dipungut. Langkah – langkah dalam pengumpulan biji, yaitu : Menentukan lokasi/blok yang akan diambil bijinya dengan tujuan agar kemurnian biji tetap terjaga. Membersihkan gulma baik secara manual maupun kimiawi, paling lambat satu bulan sebelum pengumpulan biji pendahuluan. Melakukan pungutan biji pendahuluan, sebelum biji karet berjatuhan. Pengumpulan biji pada satu areal harus dilakukan setiap dua hari sekali. Seleksi Biji Seleksi biji karet sangat diperlukan sebelum biji dikecambahkan, agar prosentase daya kecambah tinggi dan sesuai rencana kebutuhan bibit batang bawah. Ada be

APLIKASI PUPUK ORGANIK CARA BIOPORI

A. Latar Belakang Efektivitas dalam pengelolaan kesuburan tanah bukan dihasilkan dari kebiasaan – kebiasaan yang sering dikerjakan atau diterapkan, akan tetapi menyesuaikannya dengan masalah kesuburan yang sudah dan yang akan terjadi. Identifikasi masalah merupakan aspek terpenting dari fungsi perencanaan kesuburan tanah. Untuk mencapai produksi yang tinggi, tanaman membutuhkan faktor – faktor tumbuh yang optimum, yaitu tanah dan iklim. Kemampuan suatu lahan yang secara alami sanggup memberikan produksi yang tinggi dikatakan sebagai produktivitas lahan, sedangkan kemampuan tanah yang dapat menyediakan faktor – faktor tumbuh dalam kondisi yang optimum disebut sebagai kesuburan tanah. Pusat pengelolaan kesuburan tanah terletak pada pengaturan keseimbangan empat faktor penting, yaitu oksigen, air, unsur – unsur toksik, dan unsur hara. Keempat faktor tersebut tidak boleh bertindak sebagai faktor pembatas yang berlebihan tetapi harus dikaji dengan terpadu. Dengan demikian, pengelolaan ke

PERTUMBUHAN GENERATIF TANAMAN KOPI

A. Pembentukan Primordia Bunga Tanaman kopi berbunga majemuk (inflorensia) yang  tumbuh dari ketiak daun, dan merupakan hasil dari perkembangan mata tunas seri. Mata tunas seri dapat berkembang menjadi tunas vegetatif atau bunga, tergantung dari beberapa faktor, yaitu fotoperiodisitas, intensitas cahaya, temperatur dan kandungan air dalam tanaman serta C/N ratio tanaman. a. Fotoperiodisitas Tanaman kopi termasuk tanaman hari pendek (short day plant), yaitu tanaman akan membentuk primordia bunga bila siang hari lebih pendek dari malam hari. Artinya primordia akan terbentuk bilamana lama matahari bersinar kurang dari 12 jam, sebaliknya bila panjang hari lebih dari 14 jam, primordia bunga tidak terbentuk dan mengarah ke pertumbuhan vegetatif. Sedangkan di Indonesia karena terletak di daerah katulistiwa maka perbedaan hari pendek dan hari panjang tidak nampak jelas. b. Intensitas Cahaya Intensitas cahaya yang sedikit karena faktor naungan yang terlalu gelap atau cuaca selalu mendun

MEMBUAT BIBIT SAMBUNG KOPI

Sambungan adalah hasil gabungan antara batang bawah dan batang atas (entres) untuk memperoleh tanaman yang seragam, produksi tinggi dan daya tahan baik. Penyambungan memerlukan batang atas (onder stump) yang berasal dari biji (zailing) dan batang atas (entres). A. Batang Bawah Batang bawah (semaian) ditanam di pembibitan (bedengan tanah atau polybag) dengan jarak tanam 20 x 25 cm atau 20 x 30 cm. Batang bawah sebaiknya menggunakan semaian yang berasal dari semaian dari benih kopi klonal yang mempunyai sistem perakaran yang baik dan kuat. Batang bawah dapat disambung pada umur 10 – 12 bulan, atau besar batang kira – kira sebesar pencil (garis tengah 0,7 cm). B. Batang Atas Dikenal dua macam entres, yaitu entres pucuk (top-entres) dan entres cabang (tak-entres). Untuk penanaman digunakan entres pucuk yang berasal dari tunas – tunas air (wiwilan). Entres cabang, yaitu entres yang berasal dari cabang – cabang primer yang tumbuh plagiotropik, yang pada umumnya dipakai untuk rehabilit

MEMBUAT BIBIT KOPI ASAL BIJI

A. Bahan Bahan kopi dapat dibiakkan melalui dua cara, yaitu secara generatif dengan biji dan secara vegetatif dengan sambungan (enting/grafting) dan stek (cutting). Untuk memperoleh tanaman yang bermutu dan produktif diperlukan persiapan yang baik terhadap bahan tanam tersebut.   B. Jenis –Jenis Kopi Anjuran Jenis-jenis kopi yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah kopi robusta (hampir 95% dari luas areal pertanaman kopi) dan sebagian kecil adalah kopi arabica. Klon-klon kopi robusta yang dianjurkan untuk semaian skala besar adalah : BP 42 x BP 358 propelegitim dan sebaliknya BP 42 x SA 24 propelegitim dan sebaliknya BP 42 x SA 34 propelegitim dan sebaliknya Sedangkan untuk klonal  (bahan tanam berupa entres secara sambungan atau stek ) dalam skala besar ialah BP 42, BP 234, BP 254, BP 288, BP 358, BP 409 dan SA 237 dan untuk skala kecil ialah SA 13, SA 203, SA 333, MBL 304, Rob.BGN 300, Rob. BGN 371, Rob. BGN 372, BP 534 dan klon lokal. Benih untuk batang

MEMBUAT BIBIT SETEK KOPI

A. Pembuatan Media Pengakaran Setek Agar setek tumbuh dengan baik, tempat penyetekan perlu perhatian khusus. Hal-hal yang diperhatikan adalah : Lokasi harus dekat dengan sumber air dan lokasinya steril dari nematoda dan jamur-jamur  patogen. Ukuran bedengan (ukuran standart: L = 1,2 m, P = 10 m) atau disesuaikan dengan kondisinya. Arah bedengan utara selatan, diberi penahan bedengan bisa dari bambu atau bahan lainnya setinggi 20 cm. Tanah untuk media pengakaran harus digemburkan kurang lebih sedalam 25-30 cm dan dihaluskan, dibersihkan sisa-sisa akar, plastik atau batu dan lain-lain. Media perakaran adalah campuran dari tanah, pasir, pupuk kandang/kompos/tanah hutan dengan perbandingan 2 : 1 : 1 (kondisi tanah ringan) atau 1 : 1 : 1 (kondisi tanah berat), campuran media tersebut harus diayak. Bedengan diberi sungkup (kerudung) dengan ketinggian 50 - 75 cm dengan kerangka dari bambu atau bahan lainnya. Bisa juga dibuatkan naungan kolektif dengan ketinggian 2 m dari dasar tanah,

FUNGSI UNSUR HARA TANAMAN

A. Tujuan Pemupukan Di dalam prakteknya, cukup banyak di jumpai pemupukan – pemupukan yang tidak efektif. Walaupun jalan ke potensi produksi dan kualitas masih sangat panjang, tanaman sama sekali merespon terhadap pemupukan yang tidak efektif. Pemupukan yang efisien lebih jarang lagi terjadi, karena dipandang bukan hanya pencapaian hasil, akan tetapi juga perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dan pendapatan hasil yang biasanya diukur nilai ekonominya. Pemupukan yang efektif adalah memenuhi persyaratan secara kuantitatif dan kualitatif. Syarat kuantitatifnya adalah dosis pupuk yang akan diaplikasikan ke tanaman, sedangkan syarat kualitatifnya adalah : Unsur hara yang diaplikasikan dalam pemupukan sesuai dengan jumlah nutrisi yang ada. Waktu pemupukan dan penempatan pupuk yang tepat. Unsur hara yang berada pada waktu dan tempat yang tepat dapat terserap oleh tanaman. Unsur hara yang diserap digunakan oleh tanaman untuk meningkatkan produksi dan kualitasnya. Tujuan dari p