Langsung ke konten utama

PERTUMBUHAN GENERATIF TANAMAN KOPI

A. Pembentukan Primordia Bunga
Tanaman kopi berbunga majemuk (inflorensia) yang  tumbuh dari ketiak daun, dan merupakan hasil dari perkembangan mata tunas seri. Mata tunas seri dapat berkembang menjadi tunas vegetatif atau bunga, tergantung dari beberapa faktor, yaitu fotoperiodisitas, intensitas cahaya, temperatur dan kandungan air dalam tanaman serta C/N ratio tanaman.

a. Fotoperiodisitas
Tanaman kopi termasuk tanaman hari pendek (short day plant), yaitu tanaman akan membentuk primordia bunga bila siang hari lebih pendek dari malam hari. Artinya primordia akan terbentuk bilamana lama matahari bersinar kurang dari 12 jam, sebaliknya bila panjang hari lebih dari 14 jam, primordia bunga tidak terbentuk dan mengarah ke pertumbuhan vegetatif. Sedangkan di Indonesia karena terletak di daerah katulistiwa maka perbedaan hari pendek dan hari panjang tidak nampak jelas.

b. Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya yang sedikit karena faktor naungan yang terlalu gelap atau cuaca selalu mendung akan menghambat pembentukan primordia bunga. Sedangkan dalam kenyataan di lapangan pada kebun yang naungannya terlalu gelap jumlah bunga dan buah lebih sedikit dibandingkan dengan kebun yang relatif terang. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kegiatan hormonal yang ada dalam tanaman.

c. Temperatur
Pembentukan primordia bunga yang optimal akan terjadi pada temperatur yang lebih tinggi dari pada temperatur yang dibutuhkan untuk perkembangan vegetatif, yaitu temperatur pada siang hari 30 derajat celcius dan pada malam hari 23 derajat celcius.  Setiap daerah mempunyai temperatur maksimum dan minimum yang berbeda – beda tergantung pada kondisi tempat lahan tanaman kopi. Di daerah Jawa temperatur minimum terjadi pada bulan Juli – Agustus yang bertepatan dengan hari pendek.

d. Kandungan Air dalam Tanaman
Pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman kopi dipengaruhi oleh kandungan air dalam tanaman. Pada kandungan air yang tinggi   terjadi pertumbuhan ke arah pertumbuhan vegetatif, dan pada kandungan air yang rendah terjadi pertumbuhan generatif. Oleh karena itu maka pada saat pembentukan primordia bunga kopi di mulai sejak akhir musim penghujan atau awal musim kemarau.

e. C/N Ratio Tanaman
C/N ratio yang tinggi  akan merangsang pembentukan primordia bunga. Tingginya C/N ratio dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang tinggi dan perlakuan pemangkasan, yaitu membuang cabang dan ranting yang tidak produktif. Oleh karena itu, dengan mengetahui sifat primordia bunga kopi, perlu dilakukan pekerjaan sebagai berikut :
  • Perlu dilakukan pengaturan naungan (rempes naungan) pada naungan yang terlalu gelap, ini dikerjakan sebelum memasuki hari pendek.
  • Pangkasan selektif pada cabang tanaman kopi yang tidak produktif.
 
B. Pembentukan Buah
Penyerbukan adalah proses jatuhnya tepung sari (pollen) pada kepala putik (stigma). Tanaman kopi robusta merupakan tanaman menyerbuk secara silang (cross pollination) dengan perantara utama oleh angin. Berhasilnya penyerbukan pada tanaman kopi tidak menjamin berhasilnya pembuahan karena adanya kompabilitas dan inkompabilitas.
Buah kopi terbentuk setelah setelah terjadi pembuahan. Untuk pembentukan buah kopi  dikehendaki adanya cuaca yang kering selama 1 – 2 minggu, kemudian disusul oleh adanya hujan yang teratur. Namun dalam kenyataan di lapang  bunga kopi yang terbentuk menjadi buah rata – rata 35 – 50 %. Gugur buah sangat menentukan besarnya prosentase terbentuknya buah  hingga dapat di panen. Faktor – faktor yang mempengaruhi gugur buah kopi antar lain :
  • Buah gugur karena karena tidak mempunyai kantong embrio yang sempurna.
  • Tidak adanya pembuahan.
  • Faktor fisiologis.
  • Serangan cendawan Corticium koleroga dan Colletroticum coffeanum.
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain : Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal. Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi. Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga. Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif. Membuang

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik. Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki. B. Kebutuhan Pohon Pelindung Kebutuhan naungan tergantung pada

MENGENAL TANAMAN LEGUMINOSA

Tanaman leguminoseae adalah tanaman polongan – polongan dengan sistem perakaran yang mampu bersiombiosis dengan bakteri rhizobium dan membentuk bintil akar yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen dari udara. Hubungan keduanya dapat memfiksasi 100 kg/ha/th, tanaman kedelai dapat memfiksasi nitrogen bebas dari udara sebesar 20 – 200 kg/ha/th, sedangkan tanaman kacang kapri mampu mengikat nitrogen udara bebas sebanyak 400 – 500 kg/ha/th. Jumlah nitrogen bebas yang difiksasi oleh asosiasi legum sangat bervariasi, tergantung pada jenis tanaman legum, kultivarnya, spesies dan strain bakterinya, serta kondisi pertumbuhannya terutama pH dan nitrogen dalam tanah. Sekedar mengingat pelajaran yang kita terima di bangku kuliah dulu, proses pembentukan bintil akar yaitu : Setelah terjadi kolonisasi pada akar oleh strain rhizobium yang cocok, proses infeksi dan nodulasi terjadi lebih kurang sebagai berikut : Deformasi (perubahan bentuk) bulu akar Pembentukan benang infeksi untuk transf