Langsung ke konten utama

MEMBUAT BIBIT SAMBUNG KOPI

Sambungan adalah hasil gabungan antara batang bawah dan batang atas (entres) untuk memperoleh tanaman yang seragam, produksi tinggi dan daya tahan baik. Penyambungan memerlukan batang atas (onder stump) yang berasal dari biji (zailing) dan batang atas (entres).

A. Batang Bawah
Batang bawah (semaian) ditanam di pembibitan (bedengan tanah atau polybag) dengan jarak tanam 20 x 25 cm atau 20 x 30 cm. Batang bawah sebaiknya menggunakan semaian yang berasal dari semaian dari benih kopi klonal yang mempunyai sistem perakaran yang baik dan kuat. Batang bawah dapat disambung pada umur 10 – 12 bulan, atau besar batang kira – kira sebesar pencil (garis tengah 0,7 cm).

B. Batang Atas
Dikenal dua macam entres, yaitu entres pucuk (top-entres) dan entres cabang (tak-entres). Untuk penanaman digunakan entres pucuk yang berasal dari tunas – tunas air (wiwilan). Entres cabang, yaitu entres yang berasal dari cabang – cabang primer yang tumbuh plagiotropik, yang pada umumnya dipakai untuk rehabilitasi/restorasi pertanaman. Entres sebaiknya diambil dari kebun entres, karena entres dari kebun produksi sering kali kurang baik (ruas terlalu panjang dan lembek). Entres diambil dari tunas – tunas air (wiwilan) yang berumur kurang lebih 3 bulan, dan telah mengeluarkan cabang primer. Entres yang belum keluar cabang  primernya kurang baik, karena setelah penyambungan nanti kemungkinan tumbuhnya tunas legitim (tunas primer) sedangkan yang diharapkan tumbuh adalah tunas reproduksi (tuna seri) dari entres tersebut. Ruas yang baik adalah ruas kedua sampai ruas keempat, karena ruas pertama masih terlalu muda sedangkan ruas kelima sudah keras.

C. Cara Menyambung
Saat yang baik untuk penyambungan adalah pada awal musim hujan, saat batang bawah sedang dalam pertumbuhan yang aktif. Mengerjakan penyambungan di tengah – tengah musim penghujan sering kali kurang berhasil, karena cuaca terlalu basah dan kurangnya penyinaran. Pada akhir musim hujan juga kurang baik, karena pada waktu itu pertumbuhan batang basah sudah kurang aktif, meskipun keadaan curah hujan memungkinkan.
Jadwal penanaman sering menghendaki penyambungan bahkan dalam musim kemarau. Dalam hal ini sebelum dan setelah penyambungan, batang bawah perlu disiram secukupnya untuk mengaktifkan pertumbuhannya. Dikenal tiga cara penyambungan, yaitu :
  • Sambungan celah (spleet-ent/cleft grafting).
  • Sambungan tempel (plak-ent).
  • Sambungan metode kina (kina-methode).

a. Sambungan Celah
Cara penyambungan metode celah, yaitu :
  • Umur batang bawah dan batang atas (entres) harus sama.
  • Bibit yang batangnya sudah berdiameter 0,7 cm – 1 cm pada ketinggian 20 cm di atas permukaan tanah atau diameter batangnya sebesar pencil.
  • Daun pada batang bawah ditinggalkan 2 – 3 pasang dan di kupir.
  • Buat celah sepanjang 3 – 4 cm dengan pisau sambung.
  • Entres dipotong satu ruas sepanjang kurang lebih 7 cm (3 cm di atas ruas, dan 4 cm di bawah ruas).
  • Selanjutnya dimasukkan ke dalam celah batang bawah yang sudah dipersiapkan..
  • Apabila batang bawa besarnya tidak sama dengan entresnya, maka penempelannya salah satu sisinya rata (sehingga satu sisi kambium batang atas dan batang bawah saling berhubungan).
  • Pengikatan sambungan digunakan tali goni, plastik, atau ditutup dengan kantong plastik es lilin (ukuran 3 x 10 cm).
  • Pemupukan dilakukan umur satu bulan setelah sambungan hidup.
  • Penyiraman diberikan secukupnya.

b. Sambungan Tempel (plak-ent)
Batang bawah dan entres pada bagian yang akan disambung dipotong miring (3 – 4 cm), kemudian bidang dari bekas irisan itu ditempelkan satu dengan yang lain dan diikat seperti pada sambung celah. Pada prinsip dan cara tempel ini sama dengan sambungan celah, yang berbeda hanyalah pada cara pemotongan batang bawah dan entres dipotong miring.
Penyambungan metode celah maupun dengan metode tempel dapat memberikan hasil yang memuaskan, tetapi biasanya yang lebih umum dipakai adalah metode sambung celah, karena dapat dikerjakan lebih mudah dan lebih cepat.

c. Sambungan Metode Kina
Menyambung dengan memakai metode ini sudah sejak lama digunakan pada penyambungan bibit kina, dan kemudian diterapkan lupa pada penyambungan kopi. Hasilnya juga terbukti cukup memuaskan. Pada tinggi kurang lebih 10 cm dari leher akar  pada bagian batang bawah sepanjang kurang lebih 3 cm. Kemudian pada bagian pangkal dari entres juga dipotong miring berbentuk baji pada salah satu sisi/bidangnya. Kemudian entres yang telah diiris itu disisipkan ke dalam celah (irisan) batang bawah, selanjutnya dibalut dan dilumasi dengan parafin (malan) yang cair. Keuntungan dari metode ini adalah bahwa penyambungan masih dapat dilakukan pada batang bawah yang relatif besar (tua) yang susah untuk dikerjakan penyambungan dengan cara sambungan celah atau sambungan tempel.
   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain : Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal. Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi. Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga. Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif. Membuang

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik. Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki. B. Kebutuhan Pohon Pelindung Kebutuhan naungan tergantung pada

BIOLOGI TANAMAN KOPI

A. AKAR Perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90% dari berat akar terdapat pada lapisan tanah 0 – 30 cm, seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Distribusi Akar Kopi dalam Berbagai Lapisan Lapisan Tanah Berat Akar % Terdapat (cm) Rata-rata/ph (gr) Berat Total 0 - 30 195,86 94,13 30 - 60 10,54 5,07 60 - 90 1,45 0,69 90 - 120 0,11 0,05 Sumber : Mudrig Yahmadi, 1972. BPP Cabang Jember Oleh karena itu tanaman kopi peka terhadap kandungan organik, perlakuan tanah dan terhadap persaingan dengan rumput (gulma). Akar, berat akar, dan bagian – bagian pohon di atas tanah terdapat korelasi positip. Jadi makin baik pertumbuhan akar, makin baik pula pertumbuhan pohon di atas tanah (tabel 2). Tabel 2. Perbandingan Berat Akar dan Bagian Tanaman di Atas Tanah. Berat Akar (gr) Berat Bagian Tanaman di Atas Tanah (gr) 301 4571 400 6300 559 6600 Sumber : Mudrig Yahmadi, 1972. BPP Caban