Langsung ke konten utama

MEMBUAT BIBIT SETEK KOPI

A. Pembuatan Media Pengakaran Setek
Agar setek tumbuh dengan baik, tempat penyetekan perlu perhatian khusus. Hal-hal yang diperhatikan adalah :
  • Lokasi harus dekat dengan sumber air dan lokasinya steril dari nematoda dan jamur-jamur  patogen.
  • Ukuran bedengan (ukuran standart: L = 1,2 m, P = 10 m) atau disesuaikan dengan kondisinya.
  • Arah bedengan utara selatan, diberi penahan bedengan bisa dari bambu atau bahan lainnya setinggi 20 cm.
  • Tanah untuk media pengakaran harus digemburkan kurang lebih sedalam 25-30 cm dan dihaluskan, dibersihkan sisa-sisa akar, plastik atau batu dan lain-lain.
  • Media perakaran adalah campuran dari tanah, pasir, pupuk kandang/kompos/tanah hutan dengan perbandingan 2 : 1 : 1 (kondisi tanah ringan) atau 1 : 1 : 1 (kondisi tanah berat), campuran media tersebut harus diayak.
  • Bedengan diberi sungkup (kerudung) dengan ketinggian 50 - 75 cm dengan kerangka dari bambu atau bahan lainnya. Bisa juga dibuatkan naungan kolektif dengan ketinggian 2 m dari dasar tanah, bahannya bisa berupa daun kelapa, alang-alang atau daun tebu dengan intensitas sinar matahari 25%.
  • Jarak antar bedengan 90 -100 cm. kelembaban dalam kerudung usahakan 90% dengan suhu 20-30 derajat celcius.
  • pH tanah 5-6.


B. Waktu Penyetekan

  • Bahan setek usahakan dari kebun entres yang telah berumur 4 - 6 bulan.
  • Ruas yang dipakai  adalah ruas kedua dan ketiga.
  • Setiap batang setek terdiri dari 1 ruas yang panjangnya 7-10 cm dengan sepasang daun yang di kupir/dipotong, sisakan 4-5 cm dari ketiak daun.
  • Bagian bawah setek dipotong meruncing searah, kemudian dioleskan perangsang akar (rooton F) dalam bentuk pasta atau dicelupkan selama 10 detik dalam larutan urine sapi 10%.
  • Pengambilan bahan setek dilakukan pagi hari.
  • Setek ditanam pada media perakaran dengan jarak 4 x 10 cm sedalam 6 cm. setelah ditanam tanah dimampatkan  dan diratakan, jangan sampai ada cekungan yang mengakibatkan air menggenang, kemudian disiram air secukupnya dan disungkupi dengan plastik rapat-rapat.
C. Pemeliharaan Setek
  • Kelembaban dijaga minimal 90% dan suhu rata-rata dalam sungkup 25 derajat celcius.
  • Penyiraman dilakukan pada pagi hari dengan cara membuka satu sisi sungkup, segera ditutup kembali.
  • Gulma yang tumbuh di sekitar setek segera dibersihkan.
  • Setelah setek berumur 90 hari, sungkup plastik dibuka secara bertahap untuk adaptasi bibit dengan lingkungannya selama 7 hari.
  • Setelah 7 hari sungkup dibuka seluruhnya, dan setek siap dipindahkan ke polybag.

D. Pembibitan Polybag Setek

Persiapan polybag
  • Polybag dilubangi dengan kurang lebih 6 mm, sebanyak 10 – 18 lubang, sudut bawah kanan kirinya dipotong seperlunya, untuk lubang penutasan.
  • Polybag diisi tanah humus dengan pupuk kandang, untuk daerah berpasir perbandingan 2 : 1, untuk daerah tidak berpasir perbandingan tanah : pasir : pupuk kandang = 3 : 1 : 2.
  • Setelah polybag diisi tanah, diatur dalam guludan/bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang disesuaikan dengan keadaan.
  • Di beri naungan tetap atau buatan.
     
Pemindahan bibit setek kopi ke polybag
  • Naungan tetap atau buatan dipersiapkan baik individu maupun kolektif. Dalam jumlah besar meliputi jumlah 10.000 polybag lebih baik secara kolektif dengan tinggi 2 m dan menggunakan atap welit, daun kelapa yang dirajut dengan intensitas sinar kurang lebih 25 – 40 %.
  • Setelah polybag siap, siram dengan air secukupnya.
  • Tepat di tengah polybag di tugal sedalam 10 – 15 cm, diameter 5 cm.
  • Bibit setek yang telah diseleksi dari bedengan perakaran ditanam ke dalam lubang yang sudah dipersiapkan di atas.
  • Akar tunggang pengganti yang terlalu  panjang dipotong dengan gunting pangkas.
  • Penanaman setek ke dalam polybag sampai sebatas 2 cm di bawah ketiak daun. Hal ini dilakukan agar tanaman di kemudian hari tidak miring.
  • Akar setek diatur sedemikian rupa agar perakaran  tidak rusak.
  • Secara perlahan – lahan ditambahkan media (yang telah dipersiapkan sebelumnya) sampai penuh dan dipadatkan.
  • Penyiraman diberikan secukupnya.


Pemeliharaan pembibitan setek
  • Setelah setek ditanam di polybag perlu penyiraman yang dilakukan dua kali sehari atau tergantung situasinya, dalam hal penyiram, jangan sampai media tergenang air.
  • Permukaan tanah polybag yang turun akibat penyiraman segera ditambah, dikembalikan seperti semula.
  • Penyiangan dilakukan secara manual, dengan membersihkan rumput – rumput/gulma di polybag dan bedengan.
  • Lakukan pengamatan hama dan penyakit secara periodik agar secepatnya diambilkan tindakan eradikasi ataupun preventif.
  • Aplikasi pemupukan bisa dengan pemupukan lewat daun atau dilarutkan dalam air  dengan cara di klocor.


E. Persiapan dan Pengangkutan Bibit
  • Dua bulan sebelum bibit ditanam di lapangan, naungan secara berangsur – angsur dikurangi dari 25 %, 50 %, 75 % , agar bibit dapat beradaptasi dengan keadaan lapangan. Satu bulan menjelang akan diangkut penaung dibuka 100 %. Sebelum diangkut ke lapangan bibit diseleksi terlebih dahulu seperti bibit kriteria siap salur.
  • Menjelang tanam, bibit hasil seleksi diangkut ke lapangan, terlebih dahulu dibekali pupuk, penyiraman dan tanahnya dipadatkan.
  • Perlu di perhatikan selama pengangkutan, daun dan cabang jangan sampai rusak, tanah polybag jangan sampai pecah atau tumpah. Dalam pengangkutan bibit polybag jangan sampai memegang bibit bagian tepi polybag/dijinjing, bibit harus dipondong/didukung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain : Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal. Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi. Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga. Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif. Membuang

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik. Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki. B. Kebutuhan Pohon Pelindung Kebutuhan naungan tergantung pada

BIOLOGI TANAMAN KOPI

A. AKAR Perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90% dari berat akar terdapat pada lapisan tanah 0 – 30 cm, seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Distribusi Akar Kopi dalam Berbagai Lapisan Lapisan Tanah Berat Akar % Terdapat (cm) Rata-rata/ph (gr) Berat Total 0 - 30 195,86 94,13 30 - 60 10,54 5,07 60 - 90 1,45 0,69 90 - 120 0,11 0,05 Sumber : Mudrig Yahmadi, 1972. BPP Cabang Jember Oleh karena itu tanaman kopi peka terhadap kandungan organik, perlakuan tanah dan terhadap persaingan dengan rumput (gulma). Akar, berat akar, dan bagian – bagian pohon di atas tanah terdapat korelasi positip. Jadi makin baik pertumbuhan akar, makin baik pula pertumbuhan pohon di atas tanah (tabel 2). Tabel 2. Perbandingan Berat Akar dan Bagian Tanaman di Atas Tanah. Berat Akar (gr) Berat Bagian Tanaman di Atas Tanah (gr) 301 4571 400 6300 559 6600 Sumber : Mudrig Yahmadi, 1972. BPP Caban