Langsung ke konten utama

FUNGSI UNSUR HARA TANAMAN

A. Tujuan Pemupukan
Di dalam prakteknya, cukup banyak di jumpai pemupukan – pemupukan yang tidak efektif. Walaupun jalan ke potensi produksi dan kualitas masih sangat panjang, tanaman sama sekali merespon terhadap pemupukan yang tidak efektif. Pemupukan yang efisien lebih jarang lagi terjadi, karena dipandang bukan hanya pencapaian hasil, akan tetapi juga perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dan pendapatan hasil yang biasanya diukur nilai ekonominya. Pemupukan yang efektif adalah memenuhi persyaratan secara kuantitatif dan kualitatif. Syarat kuantitatifnya adalah dosis pupuk yang akan diaplikasikan ke tanaman, sedangkan syarat kualitatifnya adalah :
  • Unsur hara yang diaplikasikan dalam pemupukan sesuai dengan jumlah nutrisi yang ada.
  • Waktu pemupukan dan penempatan pupuk yang tepat.
  • Unsur hara yang berada pada waktu dan tempat yang tepat dapat terserap oleh tanaman.
  • Unsur hara yang diserap digunakan oleh tanaman untuk meningkatkan produksi dan kualitasnya.
Tujuan dari pemupukan  adalah mempertahankan dan memperbaiki kesuburan tanah, sehingga produktivitas tanah dapat meningkat dan memperoleh hasil tanaman yang optimal dengan keuntungan yang maksimal. Dengan pemupukan kita berusaha mengembalikan unsur – unsur hara dalam tanah yang hilang, karena beberapa faktor, yaitu :
  1. Terserap oleh tanaman yang tumbuh di atasnya, berupa hasil panen dan diangkut ke luar kebun.
  2. Kehilangan unsur hara karena erosi.

B. Unsur Hara yang Dibutuhkan Tanaman
Agar pemupukan yang kita lakukan pada tanaman dapat mencapai tanggapan yang memadai, maka kehilangan unsur hara tersebut perlu dipertimbangkan. Dengan pemupukan kebutuhan tanaman akan unsur hara dapat terpenuhi seluruhnya sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik, lebih sehat, tajuk berbentuk dengan sempurna, daun lebih besar, lebih tebal dan lebih hijau, lebih tahan terhadap hama dan penyakit dan dengan sendirinya hasilnya juga akan lebih baik.
Beberapa unsur hara yang diserap oleh beberapa tanaman perkebunan seperti tercantum dalam tabel di bawah ini :
Tabel 1. Unsur hara yang diserap oleh tanaman perkebunan.
Jenis Tanaman Hasil kg/ha N diserap (kg/ha) P2O5 diserap (kg/ha) K2O diserap  (kg/ha) CaO diserap (kg/ha) MgO diserap (kg/ha)
Karet 4000 9 4 7 - -
Kopi 700 24 4 34 4 3
Kakao 600 12 8 8 2 4
Teh 600 31 5 18 3 -
Kelapa 6000 34 6 80 7 5
Daftar di atas dapat digambarkan dengan jelas, bahwa unsur hara dalam tanah setiap saat terkuras oleh tanaman untuk membentuk hasil yang terangkut ke luar kebun dan tidak akan kembali lagi. Apabila hal tersebut berlangsung terus menerus akan menyebabkan menurunkan kesuburan tanah.
Agar tepat jenis dan dosis, maka perlu dilakukan :
  • Analisa tanah yang dilakukan lima tahun sekali.
  • Analisa daun yang dilakukan setiap setahun sekali.

C. Kegunaan dan Dampak Kekurangan Unsur Hara
Unsur hara yang diserap oleh tanaman dari dalam tanah terdiri dari 13 unsur mineral atau sering disebut dengan unsur hara ensensial. Unsur hara ini sangat diperlukan tanaman dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur lain. Dari ketiga belas unsur hara yang diperoleh dari dalam tanah, enam unsur di antaranya  diperlukan tanaman dalam jumlah lebih besar atau yang sering disebut dengan unsur makro (N, P, K, Ca, Mg, S). Tujuh unsur lainnya diperlukan tanaman dalam jumlah relatif kecil yang sering disebut dengan unsur mikro (Fe, Zn, Mn, B, Mo, Cl).
Fungsi dari masing – masing unsur hara dan akibat yang ditimbulkan apabila unsur hara tersebut tidak terpenuhi berakibat seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 2. Jenis unsur hara dan fungsinya
Jenis Unsur Hara
Fungsi Terhadap Tanaman
Akibat Kekurangan unsur Hara
Nitrogen (N) Mempunyai peranan dalam tahap perkembangan vegetatif (pembentukan tunas, batang dan daun). Tanaman tumbuh lambat dan kerdil, daun berwarna hijau muda, sedangkan pada daun yang lebih tua menguning dan akhirnya kering.
Phospor (P) Untuk pembentukan pospolipida dan nukleoprotein, pernafasan pertumbuhan akar rambut, ketahanan hama dan penyakit, memperbaiki kualitas hasil. Pertumbuhan tanaman terhambat, daun menjadi hijau tua, pada lembaran dan tangkai daun nampak bagian – bagian lain mati dan akhirnya daun akan rontok.
Kalium (K) Aktivator berbagai enzim, merangsang pertumbuhan akar, memperkuat tanaman terhadap penyakit, penyeimbang terhadap pengaruh nitrogen dan posphor, physiologis khusus asimilasi zat arang. Daun menjadi kuning, di sepanjang tepi daun atau di tengah lembaran daun ada bercak – bercak jaringan mati, pertumbuhan tanaman terhambat, batangnya rapuh dan mudah patah, kematangan buah terhambat.
Sulfur (S) Menjadi unsur utama setelah nitrogen dalam proses pembentukan protein, berperan dalam pembentukan klorofil dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan jamur, merangsang pembentukan bintil akar, sebagai aktivator enzim. Daun – daun muda berwarna hijau muda hingga kuning merata,tanaman kurus dan kerdil, dan pematangan buah terhambat.
Magnesium (Mg) Unsur pembentuk warna hijau daun, regulator dalam penyerapan unsur lain (P dan K), merangsang pembentukan senyawa lemak dan minyak, dan aktivator berbagai jenis enzim tanaman. Mengakibatkan chlorosis yang dimulai dari batang bagian bawah, daun menguning dari ujung  sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau.
Calsium (Ca) Mengurangi keasaman yang berlebihan dalam cairan sel, memperlambat permeabilitas dinding sel, berfungsi pada pertumbuhan akar rambut, Ca antagonis dengan K. Matinya titik tumbuh pada pucuk dan akar, kuncup bunga dan buah gugur prematur, warna buah yang tidak merata, buah menjadi retak – retak, tangkai bunga membusuk, buah kosong karena bijinya gagal terbentuk, daun muda berwarna cokelat dan terus menggulung, daun terpilin dan mengerut.
Seng (ZN) Katalisator dalam pembentukan protein, mengatur pembentukan asam indoleasetik, berperan aktif dalam transformasi karbohidrat. Daun muda chlorosis, tumbuh memanjang berbentuk sabit, ditemukan bercak – bercak warna pucat di antara tulang daun, pada daun tua becak – bercak tersebut di sepanjang  tulang daun utama
Ferrum (Fe) Dibutuhkan untuk membentuk klorofil, aktivator dalam proses biokimia di dalam tanaman, pembentuk beberapa enzim tanaman. Menimbulkan chlorosis, lembaran daun menjadi pucat sampai kuning sedangkan urat daun tetap berwarna hijau.
Mangan (Mn) Aktivator berbagai enzim yang berperan dalam proses perombakan karbohidrat dan metabolisme nitrogen, Mn dan Fe membantu terbentuknya sel – sel klorofil, dan berperan dalam sintesa berbagai vitamin. Daun muda akan berwarna kuning, tepi tulang daunnya masih berwarna hijau.
Cuprum (Cu) Katalisator dalam proses pernafasan dan perombakan karboidrat, salah satu elemen dalam pembentukan vitamin A, secara tidak langsung juga berperan dalam pembentukan klorofil. Daun muda akan menguning, pertumbuhannya tertekan kemudian akan berubah menjadi putih, sedangkan pada daun – daun tua akan gugur.
Borium (B) Membantu sintesa protein, membantu metabolisme karbohidrat, mengatur kebutuhan air di dalam tanaman, membentuk serat dan biji, dan merangsang proses penuaan tanaman sehingga jumlah bunga dan hasil panen meningkat. Titik tumbuh tidak berkembang.
Molibdenum (Mo) Berperan dalam penyerapan N, fiksasi N, Asimilasi N dan secara tidak langsung juga berperan dalam pembentukan asam amino dan protein, aktivator beberapa jenis enzim. Munculnya warna kuning di antara tulang daun, daun menggulung, keriput, dan mengering.
Chlor (Cl) Di butuhkan dalam proses fotosintesa, berkaitan langsung dengan pengaturan tekanan osmosis  dalam sel tanaman. Pertumbuhan akar yang tertekan, daun layu dan menjadi kuning, serta munculnya bercak – bercak kuning di permukaan daun.
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain : Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal. Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi. Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga. Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif. Membuang

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik. Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki. B. Kebutuhan Pohon Pelindung Kebutuhan naungan tergantung pada

BIOLOGI TANAMAN KOPI

A. AKAR Perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90% dari berat akar terdapat pada lapisan tanah 0 – 30 cm, seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Distribusi Akar Kopi dalam Berbagai Lapisan Lapisan Tanah Berat Akar % Terdapat (cm) Rata-rata/ph (gr) Berat Total 0 - 30 195,86 94,13 30 - 60 10,54 5,07 60 - 90 1,45 0,69 90 - 120 0,11 0,05 Sumber : Mudrig Yahmadi, 1972. BPP Cabang Jember Oleh karena itu tanaman kopi peka terhadap kandungan organik, perlakuan tanah dan terhadap persaingan dengan rumput (gulma). Akar, berat akar, dan bagian – bagian pohon di atas tanah terdapat korelasi positip. Jadi makin baik pertumbuhan akar, makin baik pula pertumbuhan pohon di atas tanah (tabel 2). Tabel 2. Perbandingan Berat Akar dan Bagian Tanaman di Atas Tanah. Berat Akar (gr) Berat Bagian Tanaman di Atas Tanah (gr) 301 4571 400 6300 559 6600 Sumber : Mudrig Yahmadi, 1972. BPP Caban