Tindakan pengawetan tanah dan air ditujukan untuk lahan – lahan yang bertopografi miring atau berbukit dan lahan yang mempunyai curah hujan tinggi. Pengawetan tanah dan air dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu :
Pembuatan teras banyak di gunakan pada kemiringan tanah lebih dari 10 %. Untuk kemiringan 10 – 15 % bisa menerapkan teras tunggal/bangku, sedangkan lahan yang mempunyai kemiringan 15 – 40 % adalah membuat teras sabuk gunung. Pembuatan teras tunggal/bangku dan teras sabuk gunung (continous) dimulai dengan dengan membuat garis – garis contour dengan interval 3 – 10 kali jarak tanam (alat yang dipakai theodolit), kalau menggunakan blak segitiga yang dilengkapi dengan waterpas disesuaikan dengan jarak tanamnya. Pembuatan terasan adalah dengan mencangkul tanah 1 meter di depan batas anjir terasan dan tanah ditarik ke belakang sebagai bokongan atau tanggul penahan air dan kemiringan petak terasan diusahakan 10 derajat.
2. Rorak
Rorak atau gondang – gandung merupakan bangunan berbentuk parit buntu (silt pith) yang dibuat secara zig – zag atau mengikuti garis contour dengan ukuran lebar = 25 – 30 cm , panjang = 100 – 150 cm, dalam 30 – 40 cm. Bangunan ini berguna untuk menampung air dan bahan – bahan erosi serta sebagai resapan air, dan penggunaannya biasanya digabung dengan pekerjaan lainnya seperti tempat penampungan bahan – bahan organik.
3. Tanggul
Pembuatan bangunan tanggul ditujukan mengendalikan erosi yang rendah dan diterapkan pada lahan dengan kemiringan kurang dari 20 % dan searah dengan garis contour dan pengerjaannya digabung dengan rorak sepanjang 3 – 5 m. Ukuran tanggul adalah dengan lebar 100 cm yang dibuat agak miring dan tinggi 40 – 60 cm.
4. Biopori
Biopori adalah lubang silindris secara vertikal dengan ukuran diameter 20 – 25 cm, kedalaman 60 – 100 cm yang dibuat secara mekanik atau manual. Bangunan ini berfungsi sebagai resapan air dan tempat penmpungan bahan – bahan organik.
- Menanam dengan golongan tanaman leguminosa atau yang dikenal LCC (legum cover crop).
- Mekanik.
- Pergiliran Tanaman.
- Kombinasi cara – cara tersebut.
- Teras.
- Rorak.
- Tanggul.
- Biopori.
- Mengurangi besarnya kecepatan dan jumlah yang mengalir di permukaan tanah.
- Meningkatkan agregat tanah.
- Memperbesar peresapan air ke dalam tanah.
Pembuatan teras banyak di gunakan pada kemiringan tanah lebih dari 10 %. Untuk kemiringan 10 – 15 % bisa menerapkan teras tunggal/bangku, sedangkan lahan yang mempunyai kemiringan 15 – 40 % adalah membuat teras sabuk gunung. Pembuatan teras tunggal/bangku dan teras sabuk gunung (continous) dimulai dengan dengan membuat garis – garis contour dengan interval 3 – 10 kali jarak tanam (alat yang dipakai theodolit), kalau menggunakan blak segitiga yang dilengkapi dengan waterpas disesuaikan dengan jarak tanamnya. Pembuatan terasan adalah dengan mencangkul tanah 1 meter di depan batas anjir terasan dan tanah ditarik ke belakang sebagai bokongan atau tanggul penahan air dan kemiringan petak terasan diusahakan 10 derajat.
2. Rorak
Rorak atau gondang – gandung merupakan bangunan berbentuk parit buntu (silt pith) yang dibuat secara zig – zag atau mengikuti garis contour dengan ukuran lebar = 25 – 30 cm , panjang = 100 – 150 cm, dalam 30 – 40 cm. Bangunan ini berguna untuk menampung air dan bahan – bahan erosi serta sebagai resapan air, dan penggunaannya biasanya digabung dengan pekerjaan lainnya seperti tempat penampungan bahan – bahan organik.
3. Tanggul
Pembuatan bangunan tanggul ditujukan mengendalikan erosi yang rendah dan diterapkan pada lahan dengan kemiringan kurang dari 20 % dan searah dengan garis contour dan pengerjaannya digabung dengan rorak sepanjang 3 – 5 m. Ukuran tanggul adalah dengan lebar 100 cm yang dibuat agak miring dan tinggi 40 – 60 cm.
4. Biopori
Biopori adalah lubang silindris secara vertikal dengan ukuran diameter 20 – 25 cm, kedalaman 60 – 100 cm yang dibuat secara mekanik atau manual. Bangunan ini berfungsi sebagai resapan air dan tempat penmpungan bahan – bahan organik.
Komentar
Posting Komentar