Langsung ke konten utama

KONSERVASI TANAH DAN AIR DI PERKEBUNAN

Tindakan pengawetan tanah dan air ditujukan untuk lahan – lahan yang bertopografi miring atau berbukit dan lahan yang mempunyai curah hujan tinggi. Pengawetan tanah dan air dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu :
  • Menanam dengan golongan tanaman leguminosa  atau yang dikenal LCC (legum cover crop).
  • Mekanik.
  • Pergiliran Tanaman.
  • Kombinasi cara – cara tersebut.
Cara – cara tersebut yang umumnya dikerjakan pada awal persiapan lahan sampai tanaman itu menghasilkan adalah cara mekanik. Meode mekanik dikerjakan dengan membuat bangunan pengontrol erosi yang terdiri dari :
  • Teras.
  • Rorak.
  • Tanggul.
  • Biopori.
Pembuatan bangunan tersebut berfungsi, yaitu :
  • Mengurangi  besarnya kecepatan dan jumlah yang mengalir di permukaan tanah.
  • Meningkatkan agregat tanah.
  • Memperbesar peresapan air ke dalam tanah.
1. Teras
Pembuatan teras banyak di gunakan pada kemiringan tanah lebih dari 10 %. Untuk kemiringan 10 – 15 % bisa menerapkan teras tunggal/bangku, sedangkan lahan yang mempunyai kemiringan 15 – 40 % adalah membuat  teras sabuk gunung. Pembuatan teras tunggal/bangku dan teras sabuk gunung (continous) dimulai dengan dengan membuat garis – garis contour dengan interval 3 – 10 kali jarak tanam (alat yang dipakai theodolit), kalau menggunakan blak segitiga yang dilengkapi dengan waterpas disesuaikan dengan jarak tanamnya. Pembuatan terasan adalah dengan mencangkul tanah 1 meter di depan batas anjir terasan dan tanah ditarik ke belakang sebagai bokongan atau tanggul penahan air dan kemiringan petak terasan diusahakan 10 derajat.


2. Rorak
Rorak atau gondang – gandung merupakan bangunan berbentuk parit buntu  (silt pith) yang dibuat secara zig – zag atau mengikuti garis contour dengan ukuran lebar  = 25 – 30 cm , panjang = 100 – 150 cm, dalam 30 – 40 cm. Bangunan ini berguna untuk menampung air dan bahan – bahan erosi serta sebagai resapan air, dan penggunaannya biasanya digabung dengan pekerjaan lainnya seperti tempat penampungan bahan – bahan organik. 

3. Tanggul
Pembuatan bangunan tanggul ditujukan mengendalikan erosi yang rendah dan diterapkan pada lahan dengan kemiringan kurang dari 20 % dan searah dengan garis contour dan pengerjaannya digabung dengan rorak sepanjang 3 – 5 m. Ukuran tanggul adalah dengan lebar  100 cm yang dibuat agak miring dan tinggi 40 – 60 cm.

4. Biopori
Biopori adalah lubang silindris secara vertikal dengan ukuran diameter 20 – 25 cm, kedalaman 60 – 100 cm yang dibuat secara mekanik atau manual. Bangunan ini berfungsi sebagai resapan air dan tempat penmpungan bahan – bahan organik. 
   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain : Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal. Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi. Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga. Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif. Membuang

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik. Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki. B. Kebutuhan Pohon Pelindung Kebutuhan naungan tergantung pada

BIOLOGI TANAMAN KOPI

A. AKAR Perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90% dari berat akar terdapat pada lapisan tanah 0 – 30 cm, seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Distribusi Akar Kopi dalam Berbagai Lapisan Lapisan Tanah Berat Akar % Terdapat (cm) Rata-rata/ph (gr) Berat Total 0 - 30 195,86 94,13 30 - 60 10,54 5,07 60 - 90 1,45 0,69 90 - 120 0,11 0,05 Sumber : Mudrig Yahmadi, 1972. BPP Cabang Jember Oleh karena itu tanaman kopi peka terhadap kandungan organik, perlakuan tanah dan terhadap persaingan dengan rumput (gulma). Akar, berat akar, dan bagian – bagian pohon di atas tanah terdapat korelasi positip. Jadi makin baik pertumbuhan akar, makin baik pula pertumbuhan pohon di atas tanah (tabel 2). Tabel 2. Perbandingan Berat Akar dan Bagian Tanaman di Atas Tanah. Berat Akar (gr) Berat Bagian Tanaman di Atas Tanah (gr) 301 4571 400 6300 559 6600 Sumber : Mudrig Yahmadi, 1972. BPP Caban