Langsung ke konten utama

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan
Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik.
Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki.

B. Kebutuhan Pohon Pelindung
Kebutuhan naungan tergantung pada kondisi tanaman kopi, makin baik kondisi tanaman, makin sedikit diperlukan tanaman pelindung. Apabila tanaman di pupuk, sehingga kondisinya bertambah baik, naungan harus dikurangi. Apabila kondisi tanaman buruk, diperlukan lebih banyak tanaman pelindung agar stabilitas produksi tetap terjaga, karena tanaman kopi sangat riskan dengan intesitas cahaya yang terlalu tinggi dan bisa menyebabkan pertumbuhan yang ekstrim dan mudah mengalami pembuahan terlalu lebat (overbearing). Dewasa ini, banyak pekebun – pekebun yang mulai mengurangi naungan, tetapi di imbangi dengan penambahan seresah dan pupuk.
Keuntungan penggunaan pohon pelindung pada tanaman kopi, yaitu :
  • Mengurangi penyinaran langsung (bisa mencegah kehilangan humus).
  • Mengurangi pengikisan air  hujan.
  • Sumber pupuk organik.
  • Mengurangi pertumbuhan gulma.
  • Sumber bahan bakar untuk pengeringan kopi.
Sedangkan syarat – syarat yang bisa memenuhi menjadi tanaman pelindung, yaitu :
  • Perakarannya dalam agar memperkecil kompetisi air dan unsur hara antara tanaman pokok dengan pohon pelindung itu sendiri.
  • Mudah diatur secara periodik agar tidak menghambat waktu pembungaan.
  • Tidak menjadi sumber hama dan penyakit pada tanaman pokok.
  • Termasuk golongan leguminosa.
  • Sebagai sumber bahan pupuk organik.
  • Menghasilkan kayu bakar yang baik (nilai bakar tinggi).

C. Jenis Tanaman Pelindung
Tanaman naungan hendaknya dari tanaman leguminosa yang dapat mengikat nitrogen (N) pada akar – akarnya, sehingga dapat memperkaya kandungan N dalam tanah. Dikenal dua macam tanaman naungan, yaitu tanaman naungan sementara dan tanaman naungan tetap. Naungan sementara dimaksudkan memberikan naungan kepada tanaman pokok sebelum pohon naungan tetap dapat berfungsi dengan baik. Contoh tanaman pelindung sementara adalah : Flemingia congesta, Crotalaria anagyroides, Tephrosia vogelii dan lain sebagainya.
Pohon – pohon naungan tetap yang banyak dipakai adalah : lamtoro (Leucaena glauca), dadap (Erythrina subumbrans), sengon (Albizzia falcata) dan lain sebagainya. Saat ini pohon dadap praktis tidak dipakai lagi karena tajuknya sukar diatur, dan banyak mengalami serangan hama dan penyakit serta tidak menghasilkan kayu bakar yang baik. Sengon hanya di pakai di tempat – tempat yang tinggi, di mana lamtoro pertumbuhannya lambat.

D. Pengaturan Pohon Pelindung
Tujuan pengaturan pohon naungan adalah ditujukan untuk :
1. Memberi cukup cahaya matahari.
  • Untuk merangsang pembentukan primordia bunga.
  • Primordia bunga terbentuk pada akhir musim penghujan dan awal musim kemarau.
2. Mempengaruhi sirkulasi udara dalam pertanaman.
  • Apabila cabang pohon pelindung terlalu rendah dan rimbun, aliran udara sukar bergerak.
  • Sirkulasi udara yang bagus sangat penting untuk penyerbukan bunga.
3. Mengurangi kelembaban udara selama musim hujan.
  • Bila terlalu lembab banyak buah yang gugur.
  • Mencegah pertumbuhan cabang – cabang primer tidak lemah.
Pemangkasan tanaman pelindung ada dua macam, yaitu pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan bentuk harus diusahakan setinggi kurang lebih dua kali lipat tinggi pohon kopi. Jadi semakin tinggi pohon kopi, letak percabangan pohon naungan juga semakin tinggi sedangkan cabang – cabang yang ada di bagian pemotongan harus tetap bersih. Letak cabang harus menyebar merata, supaya mahkota lebih melebar dan memberi cahaya diffus.
Pemangkasan pemeliharaan yang rutin dikerjakan di perkebunan – perkebunan adalah pekerjaan pemenggalan dan rempesan. Pemenggalan/topping dilakukan awal musim penghujan, dengan memotong 50 persen dari jumlah pohon naungan. Pemenggalan dilakukan bergantian setiap tahunnya, baik secara larikan maupun silangan. Untuk kopi robusta sebaiknya dilakukan pemenggalan secara silangan, hal ini bertujuan agar arah angin memotong barisan tanaman kopi yang berlainan klon agar mempermudah dan meningkatkan penyerbukan. Rempesan naungan dikerjakan terhadap pohon – pohon yang sudah di topping dan yang belum di topping pada awal musim penghujan apabila pertumbuhan cabangnya terlalu lebat.
Penjarangan tanaman pelindung bisa juga dikerjakan apabila tanaman kopi telah menutup dengan pertumbuhan yang baik. Intensitas penjarangan ini tergantung pada jenis pohon naungan dan sistem jarak tanam kopi. Perbandingan pohon pelindung dengan tanaman kopi bisa menjadi 1 : 2 atau 1 : 4.
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain : Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal. Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi. Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga. Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif. Membuang

BIOLOGI TANAMAN KOPI

A. AKAR Perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90% dari berat akar terdapat pada lapisan tanah 0 – 30 cm, seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Distribusi Akar Kopi dalam Berbagai Lapisan Lapisan Tanah Berat Akar % Terdapat (cm) Rata-rata/ph (gr) Berat Total 0 - 30 195,86 94,13 30 - 60 10,54 5,07 60 - 90 1,45 0,69 90 - 120 0,11 0,05 Sumber : Mudrig Yahmadi, 1972. BPP Cabang Jember Oleh karena itu tanaman kopi peka terhadap kandungan organik, perlakuan tanah dan terhadap persaingan dengan rumput (gulma). Akar, berat akar, dan bagian – bagian pohon di atas tanah terdapat korelasi positip. Jadi makin baik pertumbuhan akar, makin baik pula pertumbuhan pohon di atas tanah (tabel 2). Tabel 2. Perbandingan Berat Akar dan Bagian Tanaman di Atas Tanah. Berat Akar (gr) Berat Bagian Tanaman di Atas Tanah (gr) 301 4571 400 6300 559 6600 Sumber : Mudrig Yahmadi, 1972. BPP Caban