Langsung ke konten utama

MENGENAL TANAMAN LEGUMINOSA


Tanaman leguminoseae adalah tanaman polongan – polongan dengan sistem perakaran yang mampu bersiombiosis dengan bakteri rhizobium dan membentuk bintil akar yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen dari udara. Hubungan keduanya dapat memfiksasi 100 kg/ha/th, tanaman kedelai dapat memfiksasi nitrogen bebas dari udara sebesar 20 – 200 kg/ha/th, sedangkan tanaman kacang kapri mampu mengikat nitrogen udara bebas sebanyak 400 – 500 kg/ha/th. Jumlah nitrogen bebas yang difiksasi oleh asosiasi legum sangat bervariasi, tergantung pada jenis tanaman legum, kultivarnya, spesies dan strain bakterinya, serta kondisi pertumbuhannya terutama pH dan nitrogen dalam tanah.
Sekedar mengingat pelajaran yang kita terima di bangku kuliah dulu, proses pembentukan bintil akar yaitu :
Setelah terjadi kolonisasi pada akar oleh strain rhizobium yang cocok, proses infeksi dan nodulasi terjadi lebih kurang sebagai berikut :
  1. Deformasi (perubahan bentuk) bulu akar
  2. Pembentukan benang infeksi untuk transfer sel – sel bakteri kedalam korteks akar
  3. Pelepasan bakteri kedalam sel – sel korteks
  4. Pembentukan meristem bintil dan perluasan bintil dengan pembelahan sel – sel korteks
  5. Pembesaran sel – sel korteks yang terinfeksi di bagian dalam bintil
  6. Dalam bintil yang lebih tua, hilangnya selubung bakteroid dan aktivitas nitrogenase dengan dimulainya proses penuaan
Berdasarkan sifat pertumbuhannya, tanaman leguminoseae dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu legum menjalar, legum perdu dan legum pohon, yaitu :

A. Tanaman Legum Menjalar
  • Calopogonium caereuleum, adalah tanaman legum yang banyak digunakan sebagai penutup tanah tanah diantara tanaman karet, kelapa, dan kelapa sawit. Disamping itu dapat berfungsi pula sebagai pakan ternak, tanaman penghasil pupuk hijau dan bahan organik, serta penekan pertumbuhan alang-alang.
  • Calopogonium muconoides, adalah tanaman legum sebagai pioner untuk merehabilitasi lahan yang telah mengalami degradasi karena erosi. Sebagai penutup tanah, tanaman ini mampu mencapai ketebalan kurang lebih 40 – 60 cm (tergantung tingkat kesuburan tanah).
  • Centrosoma pubescens, berguna sebagai penutup lahan, tanaman pencegah erosi, tanaman pupuk hijau, dan tanaman  sumber pakan ternak, serta untuk menekan pertumbuhan alang-alang dan gulma lainnya.
  • Dolichos lablab, merupakan jenis legum yang tahan akan kekeringan, sangat sesuai bila pada lahan kering. Berguna untuk meningkatkan daya dukung lahan dengan menghasilkan bahan organik tanah dan pupuk hijau.
  • Macrotyloma uniflorm, legum ini sangat baik sebagai penyubur tanah yang dapat meningkatkan daya dukung lahan
  • Mimosa invisa, pertumbuhan ini sangat cepat, sehingga sangat baik untuk penutup tanah, sebagai sumber bahan organik, tanaman pencegah erosi.
  • Mucuna bracteata, tanaman legum ini mampu mendaur ulang unsur hara lain seperti fosfor (P), kalium (K), magnesium (Mg), sulfur (S), hara mikro lain.
  • Mucuna pruriens, berguna untuk memperbaiki kesuburan tanah, dengan pertumbuhan akar yang luas dapat memperbaiki sifat fisik tanah.
  • Pachyrrhizus erosus, berfungsi sebagai penutup tanah pada lahan berlereng, sebagai pupuk organik atau pakan ternak
  • Pueraria javanica, sebagai penutup tanah, pencegah erosi, sumber pupuk hijau, pemberantasan alang-alang dan pakan ternak.
  • Psophocarpus tetragonolobus, sebagai sayuran dan sebagai penutup tanah.
  • Vigna umbellatta, sangat baik untuk konservasi tanah dan kesuburan tanah serta pencegah erosi.

B. Tanaman Legum Perdu
  • Cajanus cajan, tanaman ini sangat tahan terhadap kekeringan
  • Canavalia gladiata, tanaman legum ini sangat baik untuk meningkatkan kandungan bahan organik
  • Crotalaria usaramoensis, dimamfatkan sebagai tanaman penutup tanah, pencegah erosi, sumber pupuk hijau, pemberas alang-alang dan bahan pakan ternak.
  • Flemingia congesta, mempunyai kemampuan tumbuh yang baik tanah yang berdraenase buruk dan tanah berpasir.

C. Tanaman Legum Pohon
  • Albizia falcata, mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat sehingga cocok sebagai tanaman penghijauan, sumber kayu bagi bangunan.
  • Callyandra calothyrsus, sistem perakaran yang sangat cepat sehingga bagus ditanam pada lahan yang miring sebagai pencegah erosi.
  • Erythrina lithosperma, daun yang rontok dan mudah hancur akan meningkatkan kadar bahan organik tanah.
  • Gliricidia sepium, mempunyai sifat merontokkan daun pada musim-musim tertentu, hal ini sangat baik untuk meningkat kadar bahan organik dan kadar nitrogen tanah.
  • Leucena sp, mempunyai kemampuan produksi hijauan yang tinggi, tanaman pelindung dan dan penguat teras.
  • Sesbania grandiflora, sangat baik untuk meningkatkan daya dukung lahan terutama daerah yang beriklim kering.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain : Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal. Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi. Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga. Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif. Membuang

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik. Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki. B. Kebutuhan Pohon Pelindung Kebutuhan naungan tergantung pada

BIOLOGI TANAMAN KOPI

A. AKAR Perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90% dari berat akar terdapat pada lapisan tanah 0 – 30 cm, seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Distribusi Akar Kopi dalam Berbagai Lapisan Lapisan Tanah Berat Akar % Terdapat (cm) Rata-rata/ph (gr) Berat Total 0 - 30 195,86 94,13 30 - 60 10,54 5,07 60 - 90 1,45 0,69 90 - 120 0,11 0,05 Sumber : Mudrig Yahmadi, 1972. BPP Cabang Jember Oleh karena itu tanaman kopi peka terhadap kandungan organik, perlakuan tanah dan terhadap persaingan dengan rumput (gulma). Akar, berat akar, dan bagian – bagian pohon di atas tanah terdapat korelasi positip. Jadi makin baik pertumbuhan akar, makin baik pula pertumbuhan pohon di atas tanah (tabel 2). Tabel 2. Perbandingan Berat Akar dan Bagian Tanaman di Atas Tanah. Berat Akar (gr) Berat Bagian Tanaman di Atas Tanah (gr) 301 4571 400 6300 559 6600 Sumber : Mudrig Yahmadi, 1972. BPP Caban