Tanaman jahe (Zingiber officinale) termasuk tanaman rumput – rumputan berbatang semu dan tumbuhnya tegak dengan tinggi 30 – 120 cm. Bagian jahe yang banyak dimamfaatkan oleh manusia adalah bagian rimpangnya (rhizoma). Rhizoma merupakan batang yang tumbuh di dalam tanah dan di panen setelah berumur 9 – 11 bulan. Bentuk rhizoma bercabang – cabang tidak teratur dengan daging berwarna kuning sampai jingga.
Tanaman jahe dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Tanaman jahe menghendaki persyaratan tumbuh untuk berkembang secara optimal, yaitu :
Tanaman jahe sekalipun berbunga namun bunganya steril, sehingga jarang yang menghasilkan biji. Oleh karenanya hingga saat ini perbanyakan tanaman jahe masih dilakukan dengan mempergunakan rimpangnya. Tahapan budidayanya adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan Bibit
c. Cara Tanam
Tanaman jahe dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
- Divisi : Spermatophyta
- Klas : Angiospremae
- Sub Klas : Monocotyledonae
- Famili : Zingiber
- Spesies : Zingiber officinale
Tanaman jahe menghendaki persyaratan tumbuh untuk berkembang secara optimal, yaitu :
- Kondisi tanah yang subur, remah dan ringan serta banyak mengandung humus dengan sistem drainase yang baik karena tanaman ini tidak tahan dengan genangan air.
- Curah hujan per tahun 2.500 – 4.000 ml.
- Temperatur sekitar 25 – 300C, dengan kelembaban sedang sampai tinggi. Apabila suhunya di atas kisaran tersebut, akan terlihat adanya tunas yang terbakar.
- Selama pertumbuhan saat membentuk rumpun tanaman jahe memerlukan sinar matahari, sehingga jika ditanam pada tempat yang teduh akan menghasilkan daun berukuran lebar dan akan menghasilkan rimpang yang kecil.
- Ketinggian yang optimum untuk pertumbuhan dan perkembangannya adalah 200 – 600 m dpl.
Tanaman jahe sekalipun berbunga namun bunganya steril, sehingga jarang yang menghasilkan biji. Oleh karenanya hingga saat ini perbanyakan tanaman jahe masih dilakukan dengan mempergunakan rimpangnya. Tahapan budidayanya adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan Bibit
- Bahan bibit usahakan dari kebun dan tanamannya yang sehat.
- Umur tanaman sudah tua (9 – 10 bulan).
- Penampilan fisik bernas atau sehat.
- Bibit--------> Disusun pada jerami--------> Penyiraman (penyemprotan larutan pestisida + ZPT)--------> Pertunasan--------> Seleksi--------> Dipotong – potong--------> Dimasukkan keranjang--------> Direndam pestisida--------> Di kering anginkan--------> Tanam.
- Tanah dibajak dengan tujuan menggemburkan tanah dan memperbaiki aerasi tanah, apabila kondisi lahannya miring harus dibuat teras untuk mencegah erosi/pengikisan oleh air hujan.
- Membuat petak/bedengan dengan ukuran petak kurang lebih lebar 100 cm, tinggi petak 20 – 30 cm, sedangkan panjang petak disesuaikan dengan keadaan lahan dan kemudahan perawatan selanjutnya. Pada saat pembentukan petak masih setengah jadi, dapat ditaburkan pupuk kandang kemudian dibuat petak/bedengan jadi.
- Pemberian pupuk kandang dapat juga diberikan pada tiap lubang tanam sebanyak kurang lebih 0,5 kg/lubang.
c. Cara Tanam
- Bedengan dicangkul dibuat lubang tanam dengan sistem larikan dan jarak tanamnya 30 x 60 cm.
- Tiap lubang tanam diberikan pupuk kandang yang sudah matang.
- Bibit diletakkan dengan posisi rebah dengan arah tunas terbanyak menghadap ke atas dan menuju jarak tanam antar barisan.
- Lubang tanam ditutup dengan tanah tanpa dipadatkan.
- Penyulaman dilakukan setelah berumur 2 – 3 minggu setelah tanam yaitu dengan mengganti tanaman yang mati dan pertumbuhannya jelek.
- Penyiangan dilakukan untuk menghilangkan tumbuhan yang mengganggu (gulma) dengan cara dicabut atau di koret, dikerjakan saat 2 – 4 minggu setelah tanam atau disesuaikan dengan perkembangan gulma dilapangan
- Pemupukan dilakukan pada saat tanam sebagai pupuk dasar, SP-36 sebanyak 200 kg/ha dan KCl sebanyak 100 kg/ha. Kemudian disusul pemupukan kedua pada saat umur 40 – 60 hari setelah tanam berupa ZA sebanyak 150 kg/ha dan KCl sebanyak 100 kg/ha. Sedangkan pemupukan ketiga dilakukan pada saat umur 120 hari setelah tanam, berupa ZA sebanyak 150 kg/ha.
- Pembubunan dapat dilakukan pada saat umur 40 – 60 hari setelah tanam, yaitu sesudah dilakukan pemupukan kedua, sehingga cara pemupukan cukup diletakkan di atas permukaan tanah.
- Penyakit yang biasanya menyerang tanaman jahe, yaitu Colletotrichum zingiberis dan Phyllosticta zingiberi yang menyebabkan bercak – bercak daun. Sedangkan yang menyerang rimpang disebabkan oleh Pythium spp. Hama Dichocrosis puncferalis biasanya menggerek bagian batang tanaman jahe.
- Panen tua, setelah berumur 8 – 12 bulan setelah tanam, dengan ciri – ciri warna daun kuning, batang semu layu dan mati.
- Panen muda, setelah berumur 3 – 4 bulan setelah tanam. saat panen muda hendak dikerjakan dengan hati – hati karena kondisi rimpang yang mudah patah dan lemah.
Komentar
Posting Komentar