Langsung ke konten utama

PENYADAPAN TANAMAN KARET

Matang Sadap
Tanaman karet baru bisa disadap untuk pertama kalinya jika lingkar batangnya telah mencapai 45 cm, yang diukur ketinggian 110 – 120 dari atas permukaan tanah pada tanaman karet semaian. Sedangkan pada tanaman asal okulasi/tempelan diukur dari kaki gajah atau asal pertautan antara batang bawah dan batang bawah. Pada umumnya tanaman karet yang mencapai lingkar batang 45 cm, umurnya dalam kisaran 5 – 6 tahun. Dan bisa diambil tindakan penyadapan apabila sudah memenuhi ketentuan 55  - 60 % mencapai matang sadap dan ketebalan kulit sadap 6 – 7 mm.


Peralatan Penyadapan
  • Pisau sadap dari bahan yang bermutu baik dengan bentuk yang tepat.
  • Batu Asah pisau sadap.
  • Ember latex yang bermutu baik dan bertutup yang berukuran satu buah dengan volume 10 liter dan dua buah yang bervolume 27 liter.
  • Mangkok latex yang bervolume 500 cc.
  • Spout. 
  • Talang sadap dengan bahan dari seng.
  • Paku sadap dari kawat tali.
  • Patok untuk meletakkan ember latex.
  • Keranjang/tekote untuk tempat mangkok.
Cara Menyadap Sistem sadap ke Bawah (Downward Tapping System)
Penyadapan dilakukan dengan cara menggores kulit batang tanaman karet dengan menggunakan pisau sadap. Akibat goresan itu keluarlah cairan putih susu yang dinamakan latex. Langkah – langkah menyadap, yaitu :
  • Memperbaiki parit depan dan belakang.
  • Membetulkan letak dan membersihkan talang sadap.
  • Membetulkan paku sadap.
  • Mengambil scraps hasil penyadapan sebelumnya.
  • Menyotok tepat di titik garis parit belakang, arah sotokan mengikuti arah mal sadap.
  • Mengiris dengan mengikuti arah kemiringan dan kedalaman sadap sesuai dengan yang sudah ditentukan.
Waktu sadap umumnya dilakukan pada pagi hari di kala tekanan turgor masih cukup tinggi. Siklus penyadapan atau intensitas penyadapan yang sering dipergunakan adalah S2 D2 , artinya bahwa batang itu disadap separo lingkaran dengan kemiringan 30 – 40 derajat dan frekuensi sadapan dua hari sekali.


Pengumpulan dan Komposisi Kimia 
Latex
Latex hasil sadapan yang ada dalam mangkok oleh para penyadap masing – masing hanca, dituang ke dalam ember untuk kemudian dibawa ke tempat pengumpulan. Di tempat ini sudah tersedia tangki yang dipergunakan untuk menampung latex sadapan.
Selain karet, zat yang terdapat dalam latex antara lain senyawa nitrogen, mineral, resin dan gula. Kadar senyawa masing – masing tergantung dari beberapa faktor di antaranya  jenis klon, umur dan lingkungan tumbuh.
Tabel. Komposisi Kimia Latex
Senyawa
Prosentase dalam Latex
Karet
23,5 – 48 %
Air
55 – 63 %
Protein
0,15 – 2,1 %
Gula Reduksi
0,13 – 0,4 %
Abu
0,13 – 0, 7
Ekstrak Aseton
1,3 – 3,1 %
Padatan Total
26 – 54 %
.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain : Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal. Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi. Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga. Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif. Membuang

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik. Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki. B. Kebutuhan Pohon Pelindung Kebutuhan naungan tergantung pada

BIOLOGI TANAMAN KOPI

A. AKAR Perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90% dari berat akar terdapat pada lapisan tanah 0 – 30 cm, seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Distribusi Akar Kopi dalam Berbagai Lapisan Lapisan Tanah Berat Akar % Terdapat (cm) Rata-rata/ph (gr) Berat Total 0 - 30 195,86 94,13 30 - 60 10,54 5,07 60 - 90 1,45 0,69 90 - 120 0,11 0,05 Sumber : Mudrig Yahmadi, 1972. BPP Cabang Jember Oleh karena itu tanaman kopi peka terhadap kandungan organik, perlakuan tanah dan terhadap persaingan dengan rumput (gulma). Akar, berat akar, dan bagian – bagian pohon di atas tanah terdapat korelasi positip. Jadi makin baik pertumbuhan akar, makin baik pula pertumbuhan pohon di atas tanah (tabel 2). Tabel 2. Perbandingan Berat Akar dan Bagian Tanaman di Atas Tanah. Berat Akar (gr) Berat Bagian Tanaman di Atas Tanah (gr) 301 4571 400 6300 559 6600 Sumber : Mudrig Yahmadi, 1972. BPP Caban