Langsung ke konten utama

JENIS–JENIS PUPUK BUATAN (ANORGANIS)

Tidak diragukan lagi bahwa salah satu usaha untuk meningkatkan hasil produksi pertanian adalah penggunaan pupuk buatan. Pupuk yang dipasarkan bermacam – macam merk dan sebutan, kandungannya tetap unsur hara makro atau mikro. Dalam memilih pupuk buatan perlu diketahui terlebih dahulu jenis dan dan jumlah unsur hara yang di kandungnya, serta mamfaat dari berbagai unsur hara pembentuk pupuk tersebut. Selain menentukan jenis pupuk  yang tepat, perlu juga diketahui cara aplikasi yang benar, sehingga dosis pupuk yang diberikan dapat lebih efisien. Kesalahan dalam aplikasi pupuk akan berakibat terganggunya pertumbuhan tanaman. Bahkan unsur hara yang dikandung oleh pupuk tidak dapat dimamfaatkan secara maksimal oleh tanaman.
Pupuk buatan dikenal ada dua jenis pupuk utama, yaitu :
  1. Pupuk tunggal yang hanya mengandung satu jenis zat hara (N, P, K) saja.
  2. Pupuk Majemuk (compound) yang mengandung dua atau lebih zat hara (N dan P atau P dan K atau NPK).
A. Pupuk Tunggal
a. Pupuk yang Mengandung Nitrogen
Pupuk sumber nitrogen yang paling umum adalah urea dan amonium sulfat atau ZA (nama dagangnya).
Tabel. Sifat – sifat Urea dan ZA
Sifat – Sifat Urea ZA
Warna Putih Putih
Rumus Molekul (NH2)2 CO (NH4)2 SO4
Berat Molekul 60,06 132,14
Kadar N (Murni) 46,67 % 21,20 %
Kadar N (Pupuk) 45 – 46 % 20 – 21 %
Kadar S (Murni) 24,20 %
Kadar S (Pupuk) 23 – 24 %
Kelarutan Di Dalam Air 78 g/100 ml pada suhu 50 C 70,6 g/100 ml pada 00 C. 103,8 g/100 ml pada 100 0 C
Pupuk sumber nitrogen  lainnya, yaitu :
  • Amonium nitrat, mengandung kadar N sebanyak 33,5 %
  • Kalium nitrat,  mengandung kadar N sebanyak 13 % dan 44 % K.
b. Pupuk yang Mengandung Fosfor
Pupuk yang mengandung  fosfat, yaitu :
  • SP-36, mengandung kadar P sebanyak 36 % dalam bentuk P2 O 5 . Berbentuk butiran dan berwarna abu – abu. Sifatnya agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat.
  • Diammonium Phophate), mengandung kadar kadar P sebanyak 46 – 53 % dan N sebanyak 18 – 21 % serta belerang sebanyak 0 – 2 %.
c. Pupuk yang Mengandung Kalium
Pupuk sumber  kalium, yaitu :
  • KCl (Kalium Khlorida), mengandung sebanyak  45 % K2O dan Khlor, bereaksi agak asam dan bersifat higroskopis.
  • Kalium Sulfat (K2SO4 ), nama dagangnya dikenal dengan ZK. Kadar K2O–nya sekitar 48 – 52 %. Bentuknya seperti tepung putih  yang larut di dalam air.
  • Kalium Nitrat (KNO3), mengandung 13 % N dan 44 % K2O. Berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.
B. Pupuk Majemuk (Compound)
Pupuk yang mendung dua atau tiga  unsur hara, misalnya NP atau K. Pupuk majemuk berkualitas bagus adalah campuran pupuk yang memiliki  besar butiran yang seragam dan tidak terlalu higroskopis, sehingga tahan dalam penyimpanan dan tidak cepat menggumpal. Variasi pupuk majemuk sangat banyak, misalnya dengan kadar  5 – 10 – 15. Ini berarti  bahwa pupuk tersebut  mengandung  5 % N, 10 % P2O5 dan 15 % K2O.

Sumber Pustaka :
1. Ir. Novisan (2007). Petunjuk Pemupukan yang Efektif. PT AgroMedia Pustaka, Jakarta.
2. Ir. Henry K. Indranada (1986). Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bina Aksara, Jakarta.
3. Rismunandar (1990). Pengetahuan Dasar tentang Perabukan. Sinar Baru, Bandung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain : Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal. Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi. Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga. Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif. Membuang

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik. Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki. B. Kebutuhan Pohon Pelindung Kebutuhan naungan tergantung pada

BIOLOGI TANAMAN KOPI

A. AKAR Perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90% dari berat akar terdapat pada lapisan tanah 0 – 30 cm, seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Distribusi Akar Kopi dalam Berbagai Lapisan Lapisan Tanah Berat Akar % Terdapat (cm) Rata-rata/ph (gr) Berat Total 0 - 30 195,86 94,13 30 - 60 10,54 5,07 60 - 90 1,45 0,69 90 - 120 0,11 0,05 Sumber : Mudrig Yahmadi, 1972. BPP Cabang Jember Oleh karena itu tanaman kopi peka terhadap kandungan organik, perlakuan tanah dan terhadap persaingan dengan rumput (gulma). Akar, berat akar, dan bagian – bagian pohon di atas tanah terdapat korelasi positip. Jadi makin baik pertumbuhan akar, makin baik pula pertumbuhan pohon di atas tanah (tabel 2). Tabel 2. Perbandingan Berat Akar dan Bagian Tanaman di Atas Tanah. Berat Akar (gr) Berat Bagian Tanaman di Atas Tanah (gr) 301 4571 400 6300 559 6600 Sumber : Mudrig Yahmadi, 1972. BPP Caban