Pengendalian hama dan penyakit adalah bagian yang terpenting dari rangkaian usaha pemeliharaan tanaman karet. Kelalaian dalam penanganan hama dan penyakit dapat menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bahkan bisa berakibat fatal, yaitu terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman muda dan penurunan produksi bahkan bisa juga menyebabkan kematian pada tanaman karet.
Berikut ini akan diuraikan tentang hama dan penyakit tanaman karet yang biasa menyerang tanaman karet dan cara – cara pengendaliannya.
A. H a m a
a. Siput (Achatina fulica dan Vaginulla sp)
Menyerang daun – daun muda, dan apabila menyerang titik tumbuh yang terserang berulang – ulang menyebabkan titik tunas – tunas baru di sekitar titik – titik tumbuh tersebut. Di samping itu juga memakan kecambah – kecambah biji karet di perkecambahan biji. Pemberantasan siput dengan menggunakan umpan, dengan mencampur dedak dan metaldehyde (20 : 1).
b. Kutu Putih (Plannococcus citri)
Merupakan penghisap cairan tanaman dan mengeluarkan embun madu. Menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan pada serangan berat mengakibatkan mati pucuk. Pada pucuk – pucuk muda akan menyebabkan ujung tanaman melengkung dan daun – daun menjadi mengeriting. Pemberantasannya dengan insektisida Tamaron dengan konsentrasi 0,05 – 0,1 % per liter air dengan interval penyemprotan 1 – 2 minggu.
c. Kutu Hijau (Coccus viridis)
Hama ini menghisap cairan makanan tanaman, akibatnya memperlemah tanaman. Pada serangan berat akan menutupi ranting – ranting atau bagian bawah daun yang bisa berakibat mati pucuk untuk tanaman muda. Pemberantasan dapat menggunakan insektisida Tamaron dengan konsentrasi 0,05 – 0,1 % dan diulang 1 – 2 minggu.
d. Penggerek Batang (Xyleborus sp)
Merupakan hama sekunder akibat dari luka kulit kayu yang disebabkan oleh penyakit dan kesalahan sadap. Pemberantasannya dengan memperbaiki kualitas sadap dan melumuri bahan insektisida Lannate 0,2 %.
B. Penyakit
a. Embun Tepung (Oideum hevea)
Menyerang daun muda terutama setelah gugur daun, menyebabkan daun bintik – bintik putih, bila serangan berat akan menutupi seluruh daun oleh lapisan putih. Akibat serangan ini pembentukan daun terhambat, dan proses asimilasi terganggu. Cara pemberantasan penyakit embun tepung adalah dengan penyemprotan tepung belerang dosis 15 – 25 kg/ha.
b. Cendawan Akar Putih (Rigidoporus lignosus)
Tanaman yang terserang akan memperlihatkan perubahan pada warna daun. Perubahan ini dimulai dari hijau putih menjadi kuning kecoklat – coklatan. Serangan berat akan menyebabkan daun gugur. Pemberantasannya pada stadium awal, tanah di sekitar pangkal batang dibuka sedalam 30 cm, bagian leher akar dan akar samping dilumasi dengan fungisida Calixin CP dosis 50 gr/ph dan Cendawan Trychoderma sp dosis 5 kg/ha.
c. Mouldyrot (Cerastomella fimbriata)
Sejajar dengan irisan sadap terdapat bintik – bintik hitam yang membentuk garis hitam pada jaringan yang telah mati. Akibat serangan ini bidang sadap menjadi busuk dan mati, sehingga latex tidak tidak keluar waktu disadap dan produksi akan turun. Pemberantasannya dengan Difolatan 4 F 20 ml/ltr.
d. Kanker Garis (Phythopthora palmivora)
Dekat bidang sadap terdapat garis halus berwarna hitam. Pada serangan berat garis – garis tersebut menjadi satu dan menjadi bercak – bercak hitam. Warna hitam tersebut masuk sampai ke dalam bagian kayu. Bidang sadap yang terserang penyakit ini menjadi busuk. Cara pengendaliannya dengan menghindari penyadapan yang terlalu dalam dan pemberantasan dengan fungisida Difolatan 2 – 5 %.
Berikut ini akan diuraikan tentang hama dan penyakit tanaman karet yang biasa menyerang tanaman karet dan cara – cara pengendaliannya.
A. H a m a
a. Siput (Achatina fulica dan Vaginulla sp)
Menyerang daun – daun muda, dan apabila menyerang titik tumbuh yang terserang berulang – ulang menyebabkan titik tunas – tunas baru di sekitar titik – titik tumbuh tersebut. Di samping itu juga memakan kecambah – kecambah biji karet di perkecambahan biji. Pemberantasan siput dengan menggunakan umpan, dengan mencampur dedak dan metaldehyde (20 : 1).
b. Kutu Putih (Plannococcus citri)
Merupakan penghisap cairan tanaman dan mengeluarkan embun madu. Menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan pada serangan berat mengakibatkan mati pucuk. Pada pucuk – pucuk muda akan menyebabkan ujung tanaman melengkung dan daun – daun menjadi mengeriting. Pemberantasannya dengan insektisida Tamaron dengan konsentrasi 0,05 – 0,1 % per liter air dengan interval penyemprotan 1 – 2 minggu.
c. Kutu Hijau (Coccus viridis)
Hama ini menghisap cairan makanan tanaman, akibatnya memperlemah tanaman. Pada serangan berat akan menutupi ranting – ranting atau bagian bawah daun yang bisa berakibat mati pucuk untuk tanaman muda. Pemberantasan dapat menggunakan insektisida Tamaron dengan konsentrasi 0,05 – 0,1 % dan diulang 1 – 2 minggu.
d. Penggerek Batang (Xyleborus sp)
Merupakan hama sekunder akibat dari luka kulit kayu yang disebabkan oleh penyakit dan kesalahan sadap. Pemberantasannya dengan memperbaiki kualitas sadap dan melumuri bahan insektisida Lannate 0,2 %.
B. Penyakit
a. Embun Tepung (Oideum hevea)
Menyerang daun muda terutama setelah gugur daun, menyebabkan daun bintik – bintik putih, bila serangan berat akan menutupi seluruh daun oleh lapisan putih. Akibat serangan ini pembentukan daun terhambat, dan proses asimilasi terganggu. Cara pemberantasan penyakit embun tepung adalah dengan penyemprotan tepung belerang dosis 15 – 25 kg/ha.
b. Cendawan Akar Putih (Rigidoporus lignosus)
Tanaman yang terserang akan memperlihatkan perubahan pada warna daun. Perubahan ini dimulai dari hijau putih menjadi kuning kecoklat – coklatan. Serangan berat akan menyebabkan daun gugur. Pemberantasannya pada stadium awal, tanah di sekitar pangkal batang dibuka sedalam 30 cm, bagian leher akar dan akar samping dilumasi dengan fungisida Calixin CP dosis 50 gr/ph dan Cendawan Trychoderma sp dosis 5 kg/ha.
c. Mouldyrot (Cerastomella fimbriata)
Sejajar dengan irisan sadap terdapat bintik – bintik hitam yang membentuk garis hitam pada jaringan yang telah mati. Akibat serangan ini bidang sadap menjadi busuk dan mati, sehingga latex tidak tidak keluar waktu disadap dan produksi akan turun. Pemberantasannya dengan Difolatan 4 F 20 ml/ltr.
d. Kanker Garis (Phythopthora palmivora)
Dekat bidang sadap terdapat garis halus berwarna hitam. Pada serangan berat garis – garis tersebut menjadi satu dan menjadi bercak – bercak hitam. Warna hitam tersebut masuk sampai ke dalam bagian kayu. Bidang sadap yang terserang penyakit ini menjadi busuk. Cara pengendaliannya dengan menghindari penyadapan yang terlalu dalam dan pemberantasan dengan fungisida Difolatan 2 – 5 %.
Komentar
Posting Komentar