Langsung ke konten utama

BUDIDAYA TANAMAN PEPAYA


A. Syarat Tumbuh
  • Tanaman pepaya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi, kurang lebih 1.500 meter dari permukaan laut. Daerah yang paling optimal untuk pengembangan budidaya tanaman pepaya adalah pada ketinggian 600 – 700 meter dari permukaan laut.
  • Temperatur udara yang dikehendaki tanaman pepaya berkisar antara 22 – 260C.
  • Jumlah curah hujan berkisar antara 1.000 – 1.500 ml per tahun dengan iklim basah.
  • Tanaman pepaya menghendaki tempat terbuka agar memperoleh sinar matahari penuh dan toleransi yang tinggi terhadap faktor temperatur dan intensitas sinar matahari.
  • Tanah – tanah ringan yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik adalah kondisi tanah yang paling disukai tanaman pepaya untuk menghasilkan produksi dan kualitas hasil yang baik.
  • pH tanah yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman pepaya berkisar 6 – 7.

B. Bahan Tanam
Benih pepaya dapat di peroleh dengan membuat pembenihan sendiri. Tata cara pengambilan dan seleksi biji untuk dijadikan benih adalah melakukan seleksi buah pepaya yang matang/masak normal dari pohon untuk dijadikan benih. Biji yang dijadikan benih adalah biji – biji yang diambil dua per tiga bagian dari ujung buah.
Penyemaian benih pepaya dapat dilakukan pada polybag atau kantong plastik dengan ukuran 10 x 12 cm. Media semai berupa campuran  tanah top soil dan pupuk kandang yang sudah di haluskan dengan perbandingan 1 : 1 atau 1 : 2. Polybag yang sudah terisi media semai di letakkan di bedengan dan ditata secara teratur dan rapi. Setiap polybag diisi satu benih dan dibenam sedalam 1 – 2 cm.
Pemeliharaan bibit di tempat penyemaian meliputi penyiraman yang dilakukan setiap hari atau tergantung kondisi cuaca. Pembersihan gulma, pemupukan NPK sebanyak 10 gram yang dilarutkan dalam 10 liter air dan pengendalian hama dan penyakit dengan dosis rendah kurang lebih 50 % dari dosis yang dianjurkan.

C. Penanaman
Bibit pepaya yang sudah berumur satu bulan dapat dipindah ke lapangan. Sebelum penanaman perlu di lakukan pengolahan tanah, mengatur barisan tanaman dan membuat lubang tanam. Tanah yang sudah di olah dilakukan pengaturan jarak tanam  2 x 3 meter. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm dan diisi dengan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 15 – 20 kg/lubang.
Bibit pepaya ditanam di tengah – tengah lubang kecil yang sudah dibuat sampai batas leher akar, kemudian tanah di sekitarnya dipadatkan pelan – pelan. Pemupukan dasar bisa dikerjakan bersamaan dengan penanaman berupa pupuk NPK 50 gram/pohon secara tugal sejauh 15 – 20 cm dari batang tanaman. Setelah bibit tertanam perlu diadakan penyiraman untuk mencegah kelayuan bibit.

D. Pemeliharaan
  • Penyiraman secara rutin 1 – 2 hari sekali perlu dilakukan saat awal penanaman, kemudian secara bertahap bisa dikurangi setelah tanaman menginjak dewasa.
  • Penyiangan tergantung keadaan pertumbuhan gulma dan sekaligus dilakukan penggemburan tanah.
  • Pemupukan susulan dilakukan umur enam bulan setelah tanam dengan dosis urea 30 gr + SP-36 70 gr + KCl 30 gr. Dan saat umur 12 bulan setelah tanam dengan dosis ZA 150 gr + SP-36 140 gr + KCl 50 gr.
  • Pengendalian hama dan penyakit dianjurkan secara terpadu dengan konsep pemakaian pestisida adalah jalan terakhir.

E. Panen
Buah pepaya dapat dipanen pada umur 9 – 11 bulan setelah tanam. Ciri – ciri buah yang dapat di panen adalah sebagai berikut :
  • Penampakan warna buah telah menunjukkan 3/4 dari bagian buah berwarna kekuning – kuningan.
  • Getah buah pepaya encer dan berwarna bening.
  • Tangkai buah terdapat garis – garis kuning pada ujung buah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain : Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal. Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi. Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga. Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif. Membuang

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik. Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki. B. Kebutuhan Pohon Pelindung Kebutuhan naungan tergantung pada

MENGENAL TANAMAN LEGUMINOSA

Tanaman leguminoseae adalah tanaman polongan – polongan dengan sistem perakaran yang mampu bersiombiosis dengan bakteri rhizobium dan membentuk bintil akar yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen dari udara. Hubungan keduanya dapat memfiksasi 100 kg/ha/th, tanaman kedelai dapat memfiksasi nitrogen bebas dari udara sebesar 20 – 200 kg/ha/th, sedangkan tanaman kacang kapri mampu mengikat nitrogen udara bebas sebanyak 400 – 500 kg/ha/th. Jumlah nitrogen bebas yang difiksasi oleh asosiasi legum sangat bervariasi, tergantung pada jenis tanaman legum, kultivarnya, spesies dan strain bakterinya, serta kondisi pertumbuhannya terutama pH dan nitrogen dalam tanah. Sekedar mengingat pelajaran yang kita terima di bangku kuliah dulu, proses pembentukan bintil akar yaitu : Setelah terjadi kolonisasi pada akar oleh strain rhizobium yang cocok, proses infeksi dan nodulasi terjadi lebih kurang sebagai berikut : Deformasi (perubahan bentuk) bulu akar Pembentukan benang infeksi untuk transf