Tanaman karet yang menghasilkan karet secara komersial adalah Hevea brasilliensis atau nama lainya Siphonia brasilliensis. Tanaman karet merupakan pohon yang tingginya tergolong kelas menengah, 10 – 20 meter. Bunganya berumah satu dan terpisah, ada bunga jantan dan ada bunga betina, kedua – duanya terdapat dalam satu pohon. Penyerbukan dapat terjadi baik secara sendiri, silang maupun buatan.
A. Penyebaran dan Syarat Tumbuh
B. Pengadaan Bahan Tanam
Bibit yang digunakan untuk tanaman karet dapat diperoleh dengan beberapa cara yaitu cara generatif dan vegetatif. Cara generatif dilakukan dengan mengecambahkan biji. Kecambah ini kemudian di pindahkan ke lapangan pertanaman.
Cara vegetatif yang umum diusahakan adalah dengan cara okulasi. Pada okulasi dikenal tanaman yang dipergunakan sebagai batang bawah dan batang atas. Syarat sebagai batang bawah adalah sistem perakaran yang baik, sedangkan syarat sebagai batang atas adalah memperlihatkan keunggulannya dalam produksi latexnya dan ketahanan dalam hama dan penyakit.
Tanah untuk pembibitan biasanya dikerjakan dengan kedalaman 40 – 60 cm dan dibersihkan dari sisa – sisa akar kayu agar tanaman muda tidak terserang oleh jamur akar. Jarak tanamnya tergantung dari penggunaan tanah pembibitan. Bila selain untuk pembibitan juga dipergunakan untuk mengokulasi, maka jarak tanamnya antar barisan tanaman adalah 30 – 40 cm dan dalam baris 25 – 30 cm. Bila dipergunakan untuk menghasilkan tunggul (stump) maka jarak tanamnya perlu diperlebar.
C. Persiapan areal Pertanaman dan Jarak Tanam
Dalam menyiapkan tanah untuk pertanaman karet harus memperhatikan dua hal, yaitu kemungkinan pohon karet terserang jamur akar dan pengendalian erosi.
Jamur akar yang paling berbahaya bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup pohon karet ialah penyakit jamur akar putih yang disebabkan oleh Fomes lignosus.
Pencegahan erosi yang dilakukan tergantung dari topografi seperti kemiringan lahan. Pada umumnya tanah dengan kemiringan lebih dari 2 % harus di teras di samping kemungkinan dibuatkan rorak – rorak dan tanggul –tanggul atau kombinasi keduanya. Cara lain yang dapat dipergunakan untuk mencegah kerusakan tanah dan sekaligus memperbaiki tanah adalah menutup pertanaman itu dengan tanaman penutup. Tanaman yang sering dipergunakan adalah golongan leguminoceae.
Jarak tanam yang umum yang digunakan 7 x 3 meter dengan kepadatan populasi 476 ph/ha. Jarak tanam berpengaruh terhadap besarnya lingkar batang. Oleh karena lingkar batang mempengaruhi hasil per satuan luas, maka persentase pohon yang dapat disadap tergantung dari populasi per satuan luas.
D. Penanaman
Pada umumnya lubang tanaman berukuran 60 x 60 cm di bagian atas dan 40 x 40 cm bagian bawah. Pada tanah yang kurang subur ukuran lubang tanam itu perlu diperbesar. Lubang itu diisi dengan lapisan tanah atas (top soil) dan bilamana perlu juga ditambahkan dengan pupuk organik.
E. Pemeliharaan
Pengusahaan kebun yang baik ialah terutama yang dapat menyelenggarakan pemeliharaan tanaman secara menyeluruh, termasuk di dalamnya adalah membebaskan tanaman dari gangguan gulma. Untuk melaksanakan pemberantasan gulma dapat dilaksanakan beberapa cara yaitu pemberantasan secara mekanik, pemberantasan secara biologi, pemberantasan secara kimiawi dan pemberantasan secara terpadu.
Pupuk adalah bahan yang apabila diberikan kepada tanaman akan mempertahankan atau menambah kesuburan tanah. Hara yang dikandung pupuk adalah N, P dan K. Di tinjau dari pembuatannya, maka pupuk di bagi menjadi dua yaitu pupuk alam dan pupuk buatan. Beberapa pengertian yang perlu dipelajari dalam melaksanakan pemupukan tanaman karet adalah saat pemupukan, cara pemberian, lokasi penempatan, dan dosis pemupukan yang akan dipakai.
Pemberantasan hama dan penyakit merupakan bagian bagian yang penting dari rangkaian usaha pemeliharaan tanaman karet. Keteledoran dalam penanganan hama dan penyakit dapat menyebabkan kerugian yang besar yaitu terhambatnya pertumbuhan pada tanaman muda dan turunnya produksi dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada tanaman.
F. Penyadapan
Tanaman karet baru bisa disadap untuk pertama kalinya jika lingkar batang mencapai 45 cm terhitung dari atas tanah semaian dan dari penempelan (kaki gajah) untuk tanaman okulasi. Dengan ketentuan mulai disadap bila mencapai 55 % dari jumlah tanaman yang sudah memenuhi syarat.
G. Pengumpulan Latex
Latex hasil dari sadapan yang ada dalam mangkok oleh para penyadap masing – masing hanca (hanca adalah luas areal yang jumlah pohon sadap sekitar 400 – 500 pohon), dituang ke dalam ember untuk kemudian dibawa ke tempat pengumpulan. Di tempat ini sudah tersedia tangki yang dipergunakan untuk menampung latek sadapan.
A. Penyebaran dan Syarat Tumbuh
- Tanaman karet dapat tumbuh pada batas – batas 100 LU dan 100 LS, asal suhunya kurang dari 240C. Yang paling ideal terletak pada 5 - 60 LU dan 5 - 60 LS.
- Jumlah hujan per tahun tidak boleh kurang dari 1.500 ml, yang terbaik adalah antara 2.000 – 4.000 ml.
- Pertumbuhan tanaman karet yang tercepat adalah pada ketinggian kurang dari 200 meter dari permukaan laut.
- Tanaman karet menghendaki tanah yang aerasi dan draenasenya yang baik, dengan pH tanah sedikit asam antara 5 – 6.
B. Pengadaan Bahan Tanam
Bibit yang digunakan untuk tanaman karet dapat diperoleh dengan beberapa cara yaitu cara generatif dan vegetatif. Cara generatif dilakukan dengan mengecambahkan biji. Kecambah ini kemudian di pindahkan ke lapangan pertanaman.
Cara vegetatif yang umum diusahakan adalah dengan cara okulasi. Pada okulasi dikenal tanaman yang dipergunakan sebagai batang bawah dan batang atas. Syarat sebagai batang bawah adalah sistem perakaran yang baik, sedangkan syarat sebagai batang atas adalah memperlihatkan keunggulannya dalam produksi latexnya dan ketahanan dalam hama dan penyakit.
Tanah untuk pembibitan biasanya dikerjakan dengan kedalaman 40 – 60 cm dan dibersihkan dari sisa – sisa akar kayu agar tanaman muda tidak terserang oleh jamur akar. Jarak tanamnya tergantung dari penggunaan tanah pembibitan. Bila selain untuk pembibitan juga dipergunakan untuk mengokulasi, maka jarak tanamnya antar barisan tanaman adalah 30 – 40 cm dan dalam baris 25 – 30 cm. Bila dipergunakan untuk menghasilkan tunggul (stump) maka jarak tanamnya perlu diperlebar.
C. Persiapan areal Pertanaman dan Jarak Tanam
Dalam menyiapkan tanah untuk pertanaman karet harus memperhatikan dua hal, yaitu kemungkinan pohon karet terserang jamur akar dan pengendalian erosi.
Jamur akar yang paling berbahaya bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup pohon karet ialah penyakit jamur akar putih yang disebabkan oleh Fomes lignosus.
Pencegahan erosi yang dilakukan tergantung dari topografi seperti kemiringan lahan. Pada umumnya tanah dengan kemiringan lebih dari 2 % harus di teras di samping kemungkinan dibuatkan rorak – rorak dan tanggul –tanggul atau kombinasi keduanya. Cara lain yang dapat dipergunakan untuk mencegah kerusakan tanah dan sekaligus memperbaiki tanah adalah menutup pertanaman itu dengan tanaman penutup. Tanaman yang sering dipergunakan adalah golongan leguminoceae.
Jarak tanam yang umum yang digunakan 7 x 3 meter dengan kepadatan populasi 476 ph/ha. Jarak tanam berpengaruh terhadap besarnya lingkar batang. Oleh karena lingkar batang mempengaruhi hasil per satuan luas, maka persentase pohon yang dapat disadap tergantung dari populasi per satuan luas.
D. Penanaman
Pada umumnya lubang tanaman berukuran 60 x 60 cm di bagian atas dan 40 x 40 cm bagian bawah. Pada tanah yang kurang subur ukuran lubang tanam itu perlu diperbesar. Lubang itu diisi dengan lapisan tanah atas (top soil) dan bilamana perlu juga ditambahkan dengan pupuk organik.
E. Pemeliharaan
Pengusahaan kebun yang baik ialah terutama yang dapat menyelenggarakan pemeliharaan tanaman secara menyeluruh, termasuk di dalamnya adalah membebaskan tanaman dari gangguan gulma. Untuk melaksanakan pemberantasan gulma dapat dilaksanakan beberapa cara yaitu pemberantasan secara mekanik, pemberantasan secara biologi, pemberantasan secara kimiawi dan pemberantasan secara terpadu.
Pupuk adalah bahan yang apabila diberikan kepada tanaman akan mempertahankan atau menambah kesuburan tanah. Hara yang dikandung pupuk adalah N, P dan K. Di tinjau dari pembuatannya, maka pupuk di bagi menjadi dua yaitu pupuk alam dan pupuk buatan. Beberapa pengertian yang perlu dipelajari dalam melaksanakan pemupukan tanaman karet adalah saat pemupukan, cara pemberian, lokasi penempatan, dan dosis pemupukan yang akan dipakai.
Pemberantasan hama dan penyakit merupakan bagian bagian yang penting dari rangkaian usaha pemeliharaan tanaman karet. Keteledoran dalam penanganan hama dan penyakit dapat menyebabkan kerugian yang besar yaitu terhambatnya pertumbuhan pada tanaman muda dan turunnya produksi dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada tanaman.
F. Penyadapan
Tanaman karet baru bisa disadap untuk pertama kalinya jika lingkar batang mencapai 45 cm terhitung dari atas tanah semaian dan dari penempelan (kaki gajah) untuk tanaman okulasi. Dengan ketentuan mulai disadap bila mencapai 55 % dari jumlah tanaman yang sudah memenuhi syarat.
G. Pengumpulan Latex
Latex hasil dari sadapan yang ada dalam mangkok oleh para penyadap masing – masing hanca (hanca adalah luas areal yang jumlah pohon sadap sekitar 400 – 500 pohon), dituang ke dalam ember untuk kemudian dibawa ke tempat pengumpulan. Di tempat ini sudah tersedia tangki yang dipergunakan untuk menampung latek sadapan.
Komentar
Posting Komentar