Langsung ke konten utama

BUDIDAYA TANAMAN KARET

Tanaman karet yang menghasilkan karet secara komersial adalah Hevea brasilliensis atau nama lainya Siphonia brasilliensis. Tanaman karet merupakan pohon yang tingginya tergolong kelas menengah, 10 – 20 meter. Bunganya berumah satu dan terpisah, ada bunga jantan dan ada bunga betina, kedua – duanya terdapat dalam satu pohon. Penyerbukan dapat terjadi baik secara sendiri, silang maupun buatan.

A. Penyebaran dan Syarat Tumbuh
  • Tanaman karet dapat tumbuh pada batas – batas 100 LU dan 100 LS, asal suhunya kurang dari 240C. Yang paling ideal terletak pada 5 - 60 LU dan 5 - 60 LS.
  • Jumlah hujan per tahun tidak boleh kurang dari 1.500 ml, yang terbaik adalah antara 2.000 – 4.000 ml.
  • Pertumbuhan tanaman karet yang tercepat adalah pada ketinggian kurang dari 200 meter dari permukaan laut.
  • Tanaman karet menghendaki tanah yang aerasi dan draenasenya yang baik, dengan pH tanah sedikit asam antara 5 – 6.
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN



B. Pengadaan Bahan Tanam
Bibit yang digunakan untuk tanaman karet dapat diperoleh dengan beberapa cara yaitu cara generatif dan vegetatif. Cara generatif dilakukan dengan mengecambahkan biji. Kecambah ini kemudian di pindahkan ke lapangan pertanaman.
Cara vegetatif yang umum diusahakan adalah dengan cara okulasi. Pada okulasi dikenal tanaman yang dipergunakan sebagai batang bawah dan batang atas. Syarat sebagai batang bawah adalah sistem perakaran yang baik, sedangkan syarat sebagai batang atas adalah memperlihatkan keunggulannya dalam produksi latexnya dan ketahanan dalam hama dan penyakit.
Tanah untuk pembibitan biasanya dikerjakan dengan kedalaman 40 – 60 cm dan dibersihkan dari sisa – sisa akar kayu agar tanaman muda tidak terserang oleh jamur akar. Jarak tanamnya tergantung dari penggunaan tanah pembibitan. Bila selain untuk pembibitan juga dipergunakan  untuk mengokulasi, maka jarak tanamnya antar barisan tanaman adalah 30 – 40 cm dan dalam baris 25 – 30 cm. Bila dipergunakan untuk menghasilkan tunggul (stump) maka jarak tanamnya perlu diperlebar.
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


C. Persiapan areal Pertanaman dan Jarak Tanam
Dalam menyiapkan tanah untuk pertanaman karet harus memperhatikan dua hal, yaitu kemungkinan pohon karet terserang jamur akar dan pengendalian erosi.
Jamur akar yang paling berbahaya bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup pohon karet ialah penyakit jamur akar putih yang disebabkan oleh Fomes lignosus.
Pencegahan erosi yang dilakukan tergantung dari topografi seperti kemiringan lahan. Pada umumnya tanah dengan kemiringan lebih dari 2 % harus di teras di samping kemungkinan dibuatkan rorak – rorak dan tanggul –tanggul atau kombinasi keduanya. Cara lain yang dapat dipergunakan untuk mencegah kerusakan tanah dan sekaligus memperbaiki tanah adalah menutup pertanaman itu dengan tanaman penutup. Tanaman yang sering dipergunakan adalah golongan leguminoceae.
Jarak tanam yang umum yang digunakan 7 x 3 meter dengan kepadatan populasi 476 ph/ha. Jarak tanam berpengaruh terhadap besarnya lingkar batang. Oleh karena lingkar batang mempengaruhi hasil per satuan luas, maka persentase pohon yang dapat disadap tergantung dari populasi per satuan luas.

D. Penanaman
Pada umumnya lubang tanaman berukuran 60 x 60 cm di bagian atas dan 40 x 40 cm bagian bawah. Pada tanah yang kurang subur ukuran lubang tanam itu perlu diperbesar. Lubang itu diisi dengan lapisan tanah atas (top soil) dan bilamana perlu juga ditambahkan dengan pupuk organik.

E. Pemeliharaan
Pengusahaan kebun yang baik ialah terutama yang dapat menyelenggarakan pemeliharaan tanaman secara menyeluruh, termasuk di dalamnya adalah membebaskan tanaman dari gangguan gulma. Untuk melaksanakan pemberantasan gulma dapat dilaksanakan beberapa cara yaitu pemberantasan secara mekanik, pemberantasan secara biologi, pemberantasan secara kimiawi dan pemberantasan secara terpadu.
Pupuk adalah bahan yang apabila diberikan kepada tanaman akan mempertahankan atau menambah kesuburan tanah. Hara yang dikandung pupuk adalah N, P dan K. Di tinjau dari pembuatannya, maka pupuk di bagi menjadi dua yaitu pupuk alam dan pupuk buatan. Beberapa pengertian yang perlu dipelajari dalam melaksanakan pemupukan tanaman karet adalah saat pemupukan, cara pemberian, lokasi penempatan, dan dosis pemupukan yang akan dipakai.
Pemberantasan hama dan penyakit merupakan bagian bagian yang penting dari rangkaian usaha pemeliharaan tanaman karet. Keteledoran dalam penanganan hama dan penyakit dapat menyebabkan kerugian yang besar yaitu terhambatnya pertumbuhan pada tanaman muda dan turunnya produksi dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada tanaman.
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


F. Penyadapan
Tanaman karet baru bisa disadap untuk pertama kalinya jika lingkar batang mencapai 45 cm terhitung dari atas tanah semaian dan dari penempelan (kaki gajah) untuk tanaman okulasi. Dengan ketentuan mulai disadap bila mencapai 55 % dari jumlah tanaman yang sudah memenuhi syarat.
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


G. Pengumpulan Latex
Latex hasil dari sadapan yang ada dalam mangkok oleh para penyadap masing – masing hanca (hanca adalah luas areal yang jumlah pohon sadap sekitar 400 – 500 pohon), dituang ke dalam ember untuk kemudian dibawa ke tempat pengumpulan. Di tempat ini sudah tersedia tangki yang dipergunakan untuk menampung latek sadapan.
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain : Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal. Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi. Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga. Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif. Membuang

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik. Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki. B. Kebutuhan Pohon Pelindung Kebutuhan naungan tergantung pada

MENGENAL TANAMAN LEGUMINOSA

Tanaman leguminoseae adalah tanaman polongan – polongan dengan sistem perakaran yang mampu bersiombiosis dengan bakteri rhizobium dan membentuk bintil akar yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen dari udara. Hubungan keduanya dapat memfiksasi 100 kg/ha/th, tanaman kedelai dapat memfiksasi nitrogen bebas dari udara sebesar 20 – 200 kg/ha/th, sedangkan tanaman kacang kapri mampu mengikat nitrogen udara bebas sebanyak 400 – 500 kg/ha/th. Jumlah nitrogen bebas yang difiksasi oleh asosiasi legum sangat bervariasi, tergantung pada jenis tanaman legum, kultivarnya, spesies dan strain bakterinya, serta kondisi pertumbuhannya terutama pH dan nitrogen dalam tanah. Sekedar mengingat pelajaran yang kita terima di bangku kuliah dulu, proses pembentukan bintil akar yaitu : Setelah terjadi kolonisasi pada akar oleh strain rhizobium yang cocok, proses infeksi dan nodulasi terjadi lebih kurang sebagai berikut : Deformasi (perubahan bentuk) bulu akar Pembentukan benang infeksi untuk transf