Langsung ke konten utama

TEKNIK OKULASI BIBIT KARET

Okulasi bibit karet merupakan satu rangkaian usaha untuk memperoleh bahan tanaman yang baik dan merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan sejak dari seleksi biji dan pengecambahan. oleh karena itu bahan okulasi harus merupakan bahan yang baik dan telah teruji hasilnya. Untuk melaksanakan okulasi, diperlukan bahan okulasi yaitu batang bawah dan kayu entres. Batang bawah yang biasa dipakai sebagai anjuran yaitu dari klon GT1, LCB 1320, dan AVROS 2037. Di samping batang bawah yang telah dipersiapkan di pesemaian lapangan (field nursery), diperlukan kayu entres yang diambil dari kebun entres. Di kayu entres ini akan diperoleh mata okulasi (bud eyes) yang akan di okulasikan pada batang bawah. Pohon entres yang terpelihara dengan baik akan dapat menghasilkan 16 – 20 buah mata okulasi setiap meternya.

A. Bahan dan Alat Okulasi
  1. pisau okulasi.
  2. Pembalut plastik untuk membalut jendela pada batang bawah.
  3. Batang pisang untuk meletakkan kayu entres.
  4. Lap untuk membersihkan pisau okulasi.
  5. Lap untuk membersihkan getah pada batang bawah dan getah pada kayu entres.
  6. Batu asahan untuk mengasah pisau okulasi.

B. Cara Okulasi
1. Membuat Jendela Batang Bawah
Membuat jendela pada batang bawah dengan cara mengiris kulit sampai batas kayu dari arah bawah ke atas. Cara mengiris dengan membungkukkan badan. Tinggi sisi kanan dan kiri jendela teratas adalah 10 cm dari tanah. Tinggi sisi kanan dan kiri jendela terbawah adalah 4 cm dari tanah. Pembuatan jendela pada batang bawah dilakukan berturut – turut untuk 20 pohon, kemudian kembali ke kayu entres yang sudah sediakan terlebih dahulu untuk mengambil mata okulasi.


2. Mengambil Mata Okulasi
Cara mengambil mata okulasi dari kayu entres dilakukan dengan cara membuat jendela pada kayu entres sebagaimana halnya pembuatan jendela pada batang bawah. Mata okulasi yang diambil adalah mata okulasi yang dapat dipergunakan (mata okulasi hidup). Kayu entres harus diletakkan pada batang pisang supaya mata okulasi tidak rusak. Sebelum membuat jendela untuk mengambil mata okulasi, getah yang melekat pada pisau okulasi harus dibersihkan dahulu dengan lap yang dikaitkan pada pergelangan tangan kiri. Untuk membuat jendela pada batang bawah dan membuat jendela pada kayu entres untuk mengambil mata okulasi, diperlukan pisau okulasi yang tajam. Oleh karena itu, pisau okulasi yang telah dipergunakan untuk membuat jendela, harus diasah terlebih dahulu dengan menggunakan batu asahan piusau okulasi. Cara mengasah pisau okulasi harus benar, kesalahan dalam mengasah pisau okulasi akan mengakibatkan mata pisau menjadi sobek. Pisau okulasi yang majal dapat menyebabkan mata okulasi yang di ambil menjadi sobek/pecah dan akan mati. Jika di tempelkan pada batang bawah, irisan akan menjadi berat dan keseluruhan pekerjaan okulasi menjadi lambat.


3. Membuka Jendela, Menempalkan Mata Okulasi dan Membalut
Membuka jendela pada batang bawah, menempelkan mata okulasi dan membalut pada batang bawah. Sebelum membuka jendela pada batang bawah, getah yang keluar dari irisan pembuatan jendela harus dibersihkan dahulu dengan kain lap. Teknik mengambil mata okulasi dan menempelkannya pada batang bawah adalah dengan memotong pangkal irisan dengan pisau okulasi selanjutnya langsung mengambil mata okulasi untuk ditempelkan pada batang.
 
4. Pemeriksaan Okulasi
Setelah kurang lebih 14 hari, pembalut di buka dan diadakan pemeriksaan. Apabila hasil okulasi (hasil tempelan) di gores dengan lidah pisau okulasi berwarna hijau, maka okulasi tersebut adalah hidup. Hasil hidup okulasi dianggap baik apabila mencapai jumlah 80 persen. Apabila seorang tukang okulasi/tempel telah terlatih dengan baik, maka prestasi okulasi per jam dapat 20 – 30 batang stump.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain : Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal. Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi. Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga. Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif. Membuang

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik. Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki. B. Kebutuhan Pohon Pelindung Kebutuhan naungan tergantung pada

MENGENAL TANAMAN LEGUMINOSA

Tanaman leguminoseae adalah tanaman polongan – polongan dengan sistem perakaran yang mampu bersiombiosis dengan bakteri rhizobium dan membentuk bintil akar yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen dari udara. Hubungan keduanya dapat memfiksasi 100 kg/ha/th, tanaman kedelai dapat memfiksasi nitrogen bebas dari udara sebesar 20 – 200 kg/ha/th, sedangkan tanaman kacang kapri mampu mengikat nitrogen udara bebas sebanyak 400 – 500 kg/ha/th. Jumlah nitrogen bebas yang difiksasi oleh asosiasi legum sangat bervariasi, tergantung pada jenis tanaman legum, kultivarnya, spesies dan strain bakterinya, serta kondisi pertumbuhannya terutama pH dan nitrogen dalam tanah. Sekedar mengingat pelajaran yang kita terima di bangku kuliah dulu, proses pembentukan bintil akar yaitu : Setelah terjadi kolonisasi pada akar oleh strain rhizobium yang cocok, proses infeksi dan nodulasi terjadi lebih kurang sebagai berikut : Deformasi (perubahan bentuk) bulu akar Pembentukan benang infeksi untuk transf