A. Jamur Upas, Si Benang Merah Yang Ganas
Keberadaan cendawan/jamur upas ini tidak dianggap berbahaya karena memang daya rusak cendawan ini tidak segera tampak, artinya tanaman yang terjangkit penyakit ini masih mampu bertahan untuk beberapa lama walau akhirnya tanaman yang terserang akan mati juga. Karena dari sifatnya mematikan secara pelan – pelan ini maka cendawan ini lantas dikenal dengan nama sebagai jamur upas (red thread) alias penyakit benang merah. Penyebab penyakit jamur upas ini adalah cendawan Corticium salmonicolor atau ada juga yang menyebut Upasia salmonicolor. Cendawan parasit ini menghisap jaringan batang atau cabang tanaman serta merusak sistem pengiriman makanan dari dan ke daun. Penyakit ini menjadi masalah yang cukup serius di beberapa tanaman karet, teh, apel dan jeruk, karena akibat serangannya tanaman menjadi layu, daun rontok, batang/cabang akan mengering selanjutnya menyebabkan kematian pada bagian pohon tersebut. Cendawan ini berkembang biak dengan spora, dimana spora ini mampu berhenti tumbuh selama cuaca tidak menguntungkannya (panas/kering) dan spora akan segera tumbuh jika cuaca berubah menjadi lembab dan basah (banyak air). Oleh karenanya perkembangan penyakit ini sangat baik pada kondisi hangat dan basah serta akan semakin baik apabila terdapat musim penghujan yang sangat jelas, dan terlebih lagi apabila kebersihan kebun tidak terjaga.
B. Siklus Hidup Si Benang Merah
Jamur upas memiliki empat tingkatan pertumbuhan di dalam siklus hidupnya, dimana tiap – tiap tingkatan stadia pertumbuhannya akan menyebabkan gejala yang spesifik pada tanaman yang terserang. Empat stadia tersebut, yaitu :
1. Fase Laba – Laba
Pada saat ini tanaman akan timbul gejala berupa luka dan terdapat retakan – retakan pada batang/cabang dengan arah melintang, dari luka tersebut biasanya keluar gom/blendok. Pada stadia ini, spora mulai berkecambah dan berkembang membentuk miselium atau benang – benang tipis berwarna putih sampai orange seperti sarang laba – laba seluruh permukaan kulit batang/cabang. Oleh karenanya fase ini disebut tingkatan rumah laba – laba.
2. Fase Bisul – Bisul
Fase ini miselium – miselium jamur tersebut berkumpul membentuk tonjolan – tonjolan hifa berlubang – lubang kecil sebagai sarana aerasi udara. Dan cendawan ini sudah masuk ke dalam jaringan tanaman dan mulai menghisap cairan makanan dari tanaman/inang untuk kelangsungan hidupnya.
3. Fase Corticium
Pada fase ini mulai muncul lapisan tebal/kerak berwarna merah jambu/orange kemudian berubah menjadi merah muda dan bahkan menjadi putih. Lapisan kerak ini akan menghasilkan spora yang terbungkus oleh kotak – kotak spora. Pada saat ini kulit tanaman sudah terinfeksi parah sehingga dapat menjadi busuk.
4. Fase Necator
Pertumbuhan jamur pada fase ini terhenti karena batang/cabang tanaman telah mati kering, hal ini menyebabkan cendawan kehilangan sumber pangan dan cendawan kemudian membentuk pycnidia, yaitu ribuan spora berwarna merah tua/orange. Apabila penyakit ini sampai melingkari batang/cabang maka aliran air dan nutrisi tanaman akan terhambat dan semua bagian tanaman di atas bagian yang terserang akan mati.
C. Pengendalian
Apabila serangan jamur upas masih pada fase awal (fase rumah laba – laba), maka cara pengendaliannya cukup dengan menggosok atau mengorek bagian yang bercendawan dengan pisau tumpul, oleskan fungisida pada bagian bekas gosokan/korekan misalnya dengan bubur bordeux, cobox, vitigram blue, dan carbolenium. Namun jika serangan jamur upas sudah pada fase III dan IV maka tidak ada jalan lain kecuali dengan memotong batang/cabang yang terinfeksi dengan alat yang bersih lalu dibakar. Luka bekas potongan segera ditutup dengan fungisida. Namun demikian sebagai usaha pencegahan/preventif dapat dilakukan penyemprotan fungisida Trydemorf saat musim penghujan, saat tanaman tumbuh aktif dengan interval penyemprotan diperpendek atau dengan menambah bahan perekat pada fungisida yang digunakan.
Komentar
Posting Komentar