Langsung ke konten utama

BUDIDAYA TANAMAN SENGON

Tanaman sengon termasuk famili Mimosaceae, nama latinnya Albizia falcataria. Bagian terpenting dan mempunyai nilai ekonomis pada tanaman sengon adalah batang kayunya, dan tanaman ini bisa mencapai ketinggian 30 – 45 meter, dengan diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman sengon adalah sebagai berikut :

A. SYARAT TUMBUH
  • Tanaman sengon termasuk jenis tanaman tropis, suhu yang diperlukan sekitar 18 0 C – 27 0 C. Dapat tumbuh dimana-mana, mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1.500 m dpl. Curah hujan ninimum yang sesuai dengan perkembangan tanaman sengon, yaitu 15 hari hujan dalam waktu 4 bulan kering, dan kondisi tanah tidak cukup basah. Sedangkan kelembaban yang dibutuhkan berkisar 50% – 70 %.
  • Pada dasarnya tanaman sengon dapat tumbuh di sembarang tanah, namun dalam kesesuaian perkembangan tanaman sengon dapat tumbuh baik pada jenis tanah regosol, aluvial dan latosol. Tanah-tanah tersebut bertekstur lempung berpasir/lempung berdebu dan kemasaman tanah berkisar pH 6 – 7

B. PEMBIBITAN
1. Pengadaan benih, sifat – sifat benih bermutu antara lain :
  • Benih berasal dari buah yang sudah matang atau cukup umurnya
  • Bentuk dan ukuran benih sengon harus seragam
  • benih sengon tidak cacat (pecah atau kena serangan hama dan penyakit)
  • Benih sengon tidak tercampur dengan benih hampa dan harus bersih dari kotoran (tanah, pasir, kerikil, sisa kulit, biji rumput dan lain sebagainya
  • Benih sengon tidak terlalu lama disimpan
2. Kebutuhan benih,
  • Jumlah benih =  ( panjang tanah : Jarak tanam) X (Lebar tanah : Jarak tanam) X Jumlah benih per lubang
  • Contoh perhitungan kebutuhan kebutuhan benih per ha, diketahui panjang lahan = 100 m, lebar lahan 100 m. Jarak tanam sengon 2 x 3 m, setiap lubang tanam diisi satu bibit. Sedangkan dalam 1 kg benih sengon berisi 40.000 butir, dengan daya kecambah 60%, ditaksir tingkat kematian selama dipesemaian 20%, untuk cadangan sulaman sebanyak 20%. Maka kebutuhan benih = 100/3 X 100/2 X 1 = 1.667 butir. Namun, dengan memperhitungkan daya tumbuh 60%, tingkat kematian dipesemaian 20%, dan sulaman bibit 20%, maka benih yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : (1.667) + 1.667 X (60% + 20% + 20%)  = 3.334 butir benih, jadi kebutuhan benihnya sebanyak 83 gram.
3. Persemaian,
  • Sebelum benih semaikan sebaiknya benih direndam dulu dengan air panas mendidih 80 0  C selama 15 – 30 menit.
  • Siapkan polybag berwarna hitam dengan ukuran 10 X 20 cm, dan dilubangi kecil sekitar 6 – 8 lubang pada bagian sisi – sisinya.
  • Media tanam polybag, terdiri dari campuran tanah top soil, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
  • Setelah disemai dalam polybag, sekitar 3 – 7 hari benih sengon sudah tumbuh
  • Bibit sengon bisa dipindah ke lahan setelah berumur 4 – 6 bulan dengan ketinggian bibit mencapai 70 – 100 cm.

C. PENANAMAN
Sebelum dilakukan penanaman sebaiknya diatur dulu jarak tanam dengan cara di ajir, miasalnya jarak tanam yang dibuat 2 X 3 m. Selanjutnya dibuat lubang tanam dengan ukuran 30 X 30 x 30 cm pada tempat yang sudah di ajir. Waktu tanam sebaiknya dilakukan saat awal musim penghujan, antara bulan Nopember – Desember. Pemberian pupuk kandang/kompos sebagai pupuk dasar sebaiknya diberikan  satu bulan sebelum tanam, dan kebutuhannya 20 – 40 ton per ha. Hal – hal yang perlu diperhatikan saat tanam, yaitu angkutan bibit ke lahan yang dilakukan dengan hati – hati biasanya disaat pengangkutan bibit banyak terjadi kerusakan dan bisa menyebabkan kegagalan pertumbuhan. Tanaman sengon dapat ditumpang sari dengan tanaman lain, terutama pola tanam dalam diversifikasi perkebunan, terutama dengan tanaman kopi dan jarak tanamnya diatur  6 X 6 m.

D. PEMELIHARAAN
1. Penyulaman
  • Setelah 2 – 3 minggu setelah tanam, hendaknya dilakukan sensus/pemeriksaan  tanaman, apabila ditemukan pertumbuhan sengon yang stagnasi/merana, atau malah sudah mati. Segera dilakukan penyulaman dan lakukan pemeliharaan yang intensif agar perkembangan bibit selanjutnya bisa merata.
2. Penyiraman
  • Saat awal tanam, sengon membutuhkan persediaan air yang cukup. Penyiraman tergantung dari kondisi tanah, apabila masih basah tidak perlu dilakukan penyiraman.
3. Penyiangan
  • Pada awal tanam atau permulaan sejak penanaman, tindakan penyiangan merupakan hal yang sangat penting untuk dikerjakan, agar pertumbuhan sengon tidak kerdil dan terhambat pertumbuhannya.
4. Pemupukan
  • Untuk mendapatkan hasil kayu  yang maksimal, sebaiknya dilakukan pemupukan. Pada umur 3 – 4 bulan sejak tanam, diberikan pupuk sebanyak 40 kg Urea, 80 kg ZA, 120 kg SP-36 dan 160 kg KCl. Kemudian dengan dosis yang sama diulangi lagi pada tahun kedua.
5. Penjarangan
  •    Penjarangan biasanya dilakukan saat tanaman sengon berumur 3 tahun. Cara penjarangan dengan menebang selang satu pohon pada tiap barisan atau lajur tanaman.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
  • Hama tanam sengon yang sangat merugikan yaitu hama ulat serendang (Xystrocera festifa). Gejala serangan dapat kita lihat pada kulit pohon yang pecah-pecah dan mengeluarkan cairan berwarna coklat dan sampai kehitam-hitaman. Tindakan pengendalian dapat dilakukan dengan menutup lubang dengan kapuk yang sudah dicelupkan pada insektisida.
TANAMAN PELENGKAP DIPERKEBUNAN

TANAMAN PELENGKAP DIPERKEBUNAN

TANAMAN PELENGKAP DIPERKEBUNAN

TANAMAN PELENGKAP DIPERKEBUNAN
  • Tanaman sengon kadang-kadang diserang penyakit akar merah (Ganoderma pseudoferrum) dan penyakit madu (Armillaria mellea), teknis pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara mendongkel tanaman yang terserang dan membuat got isolasi dengan ditaburi belerang, bisa juga memakai fungisida  sedangkan musuh alaminya bisa menggunakan cendawan Trychoderma sp.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain : Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal. Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi. Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga. Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif. Membuang

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik. Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki. B. Kebutuhan Pohon Pelindung Kebutuhan naungan tergantung pada

MENGENAL TANAMAN LEGUMINOSA

Tanaman leguminoseae adalah tanaman polongan – polongan dengan sistem perakaran yang mampu bersiombiosis dengan bakteri rhizobium dan membentuk bintil akar yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen dari udara. Hubungan keduanya dapat memfiksasi 100 kg/ha/th, tanaman kedelai dapat memfiksasi nitrogen bebas dari udara sebesar 20 – 200 kg/ha/th, sedangkan tanaman kacang kapri mampu mengikat nitrogen udara bebas sebanyak 400 – 500 kg/ha/th. Jumlah nitrogen bebas yang difiksasi oleh asosiasi legum sangat bervariasi, tergantung pada jenis tanaman legum, kultivarnya, spesies dan strain bakterinya, serta kondisi pertumbuhannya terutama pH dan nitrogen dalam tanah. Sekedar mengingat pelajaran yang kita terima di bangku kuliah dulu, proses pembentukan bintil akar yaitu : Setelah terjadi kolonisasi pada akar oleh strain rhizobium yang cocok, proses infeksi dan nodulasi terjadi lebih kurang sebagai berikut : Deformasi (perubahan bentuk) bulu akar Pembentukan benang infeksi untuk transf