Langsung ke konten utama

TANAMAN AZOLLA ALTERNATIF PENYEDIA NITROGEN

Eksploitasi tanah pertanian yang berlangsung berabad – abad untuk kepentingan manusia, secara bertahap dan pasti akan menyebabkan menurunnya kandungan bahan organik dalam tanah. Dan dipercepat dengan pemakaian pupuk buatan yang kurang bijaksana telah mempercepat tingkat kerusakan tanah.
Untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, termasuk meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah, diperlukan bahan pembenah tanah berupa pupuk hijau yang memiliki persyaratan sebagai berikut :
  • Pertumbuhan dan perkembangbiakannya cepat.
  • Kandungan unsur hara nitrogen yang cukup tinggi.
  • Cepat dan mudah terdekomposisi.
  • C/N ratio mendekati ratio tanah.
  • Tidak mengandung logam berat.
  • Kemampuan menyimpan air baik.
Tanaman azolla merupakan salah satu jenis tanaman paku air yang bisa memenuhi persyaratan seperti tersebut di atas. Kandungan C/N ratio azolla 9 – 13 % dengan kandungan berat kering nitrogennya sebesar 4 – 5 %. Tanaman ini merupakan anggota dari marga paku air tawar, berbentuk kecil, lunak, bercabang – cabang tidak beraturan dan hidupnya mengambang di atas permukaan air.
Tanaman ini dapat menambat nitrogen bebas dari udara dan bersimbiosis mutualisme dengan ganggang hijau (Anabaena Azolla). kerja sama ini terdapat pada  rongga – rongga daun tanaman azolla dan mutualisme ini terjadi sepanjang hidupnya dan mempunyai peran dan tugas yang saling menyediakan sumber makanan. Anabaena azolla menyediakan kebutuhan nitrogen untuk tanaman azolla sedangkan Anabaena azolla memperoleh karbohidrat dari tanaman inang azolla.
Azolla yang anggota marga dari paku air tawar ini, keberadaannya tersebar luas di belahan bumi baik di benua Asia, Afrika, maupun Amerika. Ada enam jenis tanaman azolla menurut daerah asalnya, bisa dilihat tabel di bawah ini :
Tabel. Daerah Asal Enam Spesies Azolla.
Spesies Daerah Asal
Azolla pinnata Asia tropik dan subtropik, pantai barat Afrika
Azolla nilitica Sungai Nil, dan Sudan Afrika Tengah
Azolla filliculoides Amerika Selatan bagian selatan, Amerika Utara bagian barat
Azolla carolinia Amerika Utara bagian timur, Amerika Tengah
Azolla mexicana Amerika Selatan bagian utara, Amerika Utara bagian barat
Azolla microphylla Amerika tropik dan Subtropik
Sumber : Soedijono Djojosuwito, (2000)
Budidaya Tanaman Azolla
Azolla dapat tumbuh dan berkembang biak dengan cepat dan beratnya akan bertambah dua kali lipat dalam jangka waktu 3 – 5 hari. Persyaratan pertumbuhan dan perkembangan azolla adalah :
  • Adanya air tergenang, untuk pertumbuhan dan perkembangan azolla yang baik memerlukan tanah yang di airi setinggi 5 – 7 cm dari permukaan.
  • Cahaya yang cukup, diperlukan untuk proses fotosintesa secara optimum.
  • Kelembaban udara yang cukup tinggi, berkisar antara 85 – 95 %.
  • Temperatur yang optimum, berkisar antara 18 – 280C.
  • pH sekitar 4,5 – 7,5.
  • Unsur hara yang dibutuhkan, golongan makro nutrien (P, K, Ca, Mg, Fe) dan golongan mikro nutrien (Mo, Co).
  • Hama dan penyakit yang sangat merugikan, terutama serangga, keong dan kutu air.
Tanaman Azolla bisa dibudidayakan pada kolam, dicampur dengan dengan tanaman padi di sawah, dan  pada tempat penampungan kotoran cair ternak.
Multiguna Tanaman Azolla
Komposisi zat – zat yang dikandung oleh tanaman azolla diketahui bahwa azolla kaya akan protein dan nitrogen sehingga dapat dipergunakan untuk pupuk hijau sumber nitrogen dan menambah bahan organik tanah sehingga menambah kesuburan fisik maupun kimia tanah.
Selain dapat dipergunakan dalam penyediaan sumber nitrogen, tanaman azolla dapat dimamfaatkan sebagai pakan ternak, pakan ikan bahkan dapat menekan perkembangan nyamuk karena azolla memiliki pertumbuhan yang rapat.
Tanaman ini juga dapat dimamfaatkan  untuk mengabsorpsi logam berat sehingga dapat pula dimamfaatkan untuk penjernihan air. Namun biomassa yang dihasilkan tidak boleh dimamfaatkan untuk pakan ternak, karena telah menyerap logam berat.
Sumber Pustaka :
1. Anonym, (1987). Azolla Utilization. International Rice Research Institute, Philipina.
2. Soedijono Djojosuwito, (2000). Azolla Pertanian Organik dan Multiguna. Kanisus, Yogyakarta.
3. Rachman Sutanto, (2002). Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif  dan Berkelanjutan. Kanisus,   Yogyakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain : Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal. Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi. Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga. Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif. Membuang

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik. Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki. B. Kebutuhan Pohon Pelindung Kebutuhan naungan tergantung pada

MENGENAL TANAMAN LEGUMINOSA

Tanaman leguminoseae adalah tanaman polongan – polongan dengan sistem perakaran yang mampu bersiombiosis dengan bakteri rhizobium dan membentuk bintil akar yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen dari udara. Hubungan keduanya dapat memfiksasi 100 kg/ha/th, tanaman kedelai dapat memfiksasi nitrogen bebas dari udara sebesar 20 – 200 kg/ha/th, sedangkan tanaman kacang kapri mampu mengikat nitrogen udara bebas sebanyak 400 – 500 kg/ha/th. Jumlah nitrogen bebas yang difiksasi oleh asosiasi legum sangat bervariasi, tergantung pada jenis tanaman legum, kultivarnya, spesies dan strain bakterinya, serta kondisi pertumbuhannya terutama pH dan nitrogen dalam tanah. Sekedar mengingat pelajaran yang kita terima di bangku kuliah dulu, proses pembentukan bintil akar yaitu : Setelah terjadi kolonisasi pada akar oleh strain rhizobium yang cocok, proses infeksi dan nodulasi terjadi lebih kurang sebagai berikut : Deformasi (perubahan bentuk) bulu akar Pembentukan benang infeksi untuk transf