Langsung ke konten utama

PENGENDALIAN GULMA DI PERKEBUNAN


A. PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI GULMA
Gulma adalah tumbuh – tumbuhan yang tumbuh di tempat yang tidak dikehendaki dan umumnya merugikan  dan belum diketahui mamfaatnya oleh manusia. Gulma dapat berupa tumbuhan berdaun lebar, rumput – rumputan, tumbuhan air maupun tumbuhan berbunga parasitik. Pada umumnya tumbuhan gulma cenderung mempunyai sifat – sifat atau ciri khas tertentu yang memungkinkan untuk mudah tersebar luas dan mampu menimbulkan kerugian dan gangguan pada usaha manusia.
Ada bermcam – macam dasar penggolongan gulma, antara lain :
a. Berdasarkan Morfologinya,
  • Rumput – rumputan (grasses), yang masuk famili gramineae, untuk gulma di perkebunan, misalnya : alang –alang (Imperata cylindrica), pahitan (Paspalum conjugatum), jambe – jambean (Setaria plicata).
  • Teki – tekian (sedges), termasuk famili cyperaseae, untuk di perkebunan, misalnya : teki udel (Cyperus kylingia), teki (Cyperus rotundus).
  • Daun lebar (broad leaf), untuk gulma di perkebunan, misalnya : mekania (Mikania micrantha), putri malu (Mimosa sp), wedusan (Ageratum sp).
  • Paku – pakuan (pakis), untuk gulma di perkebunan, misalnya : pakis kadal (Cyclosorus aridus), pakis kawat (Gleichenia linearis), krakat/picisan (Drymoglossum piloselloides).

b. Berdasarkan Umur Gulma,
  • Umurnya kurang dari satu tahun (annual weed), ciri gulma ini umumnya mempunyai biji yang banyak dan memiliki dormansi, mudah dikendalikan akan tetapi sulit diberantas.
  • Berumur lebih dari satu tahun dan maksimum dua tahun (biannual), ciri dari gulma ini pada umumnya, tahun pertama tumbuh ke arah vegetatif, dan tahun kedua ke arah generatif, setelah itu tumbuhan ini akan mati.
  • Berumur lebih dari dua tahun/tahunan (perennial), gulma ini umumnya dapat berkembang biak secara vegetatif dan generatif, yang dibedakan golongan gulma tahunan sederhana (berkembang biak dengan biji, dan vegetatif, apabila  bagian tajuk/akarnya dilukai), dan gulma tahunan menjalar (berkembang biak dengan akar yang menjalar, baik tumbuh yang diatas tanah /stolon), maupun yang ada didalam tanah/rhizoma).

B. CIRI – CIRI TUMBUHAN GULMA DAN DAMPAK KERUGIANNYA
a. Ciri – Ciri Tumbuhan Gulma,
  • Pertumbuhannya cepat
  • Mempunyai adaptasi/toleransi yang besar terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim
  • Mempunyai daya saing yang kuat dalam kompetisi/persaingan faktor – faktor kebutuhan hidup
  • Mempunyai kemampuan berkembang biak yang besar baik secara generatif atau vegetatif atau juga kedua – duanya
  • Alat perkembang biakkannya mudah tersebar melalui angin, maupun binatang
  • Umumnya mempunyai sifat dormansi yang memungkinkan untuk bertahan hidup dalam kondisi yang tidak menguntungkan

b. Dampak Kerugian Apabila Pertumbuhan Gulma Tidak Terkendali,
  • Menjadi pesaing dalam penyerapan unsur hara, air dan sinar matahari
  • Mempengaruhi mikro klimat, yang menguntungkan perkembangan populasi hama dan penyakit tanaman pokok (sumber penyebaran hama dan penyakit tanaman pokok)
  • Gulma tertentu, (contoh gulma alang – alang dan mekania) menghasilkan sekresi yang bersifat racun bagi tanaman pokok (sifat allelopati)
  • Menjadi tanaman inang pengganti (alternate host) dari hama dan penyakit tanaman pokok
  • Gulma yang merambat, dapat membelit  tanaman pokok, sehingga pertumbuhannya terganggu
  • Menyulitkan dalam teknik pekerjaan dan pengawasan, misalnya pemupukan, penyadapan, wiwil tunas/trubus dan lain sebagainya

C. BEBERAPA MACAM PENGENDALIAN GULMA
Pengendalian gulma secara kuratif, umumnya dilakukan dengan dua cara, yaitu manual (dengan tangan, cangkul atau sabit/parang)dan kimiawi (dengan herbisida). Untuk areal  yang kemiringannya lebih dari 30 derajat, penyiangan secara kimiawi hanya dilakukan pada barisan tanaman pokok, sedangkan punggung atau lerengan bukit tidak disarankan disiang dengan herbisida karena dikhawatirkan akan terjadi tanah tererosi. Pada lahan yang miring tersebut cukup dengan melakukan jombret (slashing), tanpa mencabut gulma dengan akarnya. Beberapa macam pengendalian adalah sebagai berikut :

a. Mekanis,
Dikerjakan dengan tangan manusia dengan alat bantu seperti sabit, cangkul, garpu, parang, traktor dan sebagainya. Biasanya dilakukan pada lahan yang cukup tenaga manusianya atau pada lahan yang relatif datar (untuk traktor). Cara mekanis yang biasa dilakukan, yaitu :
  • Pendongkelan (dengan akarnya, rhizoma, umbi) khusus untuk tanaman perdu.
  • Kesrik pendem, yakni menyiang dengan cara mengcangkul gulma sehingga perakaran gulma yang dicangkul ikut terpotong. Kemudian seresah gulma tersebut dibenam di daerah feeder root sehingga menjadi humus yang dapat memperbaiki struktur tanah.
  • Pembabatan/jombret (slashing), yaitu penyiangan tanpa mengganggu akar gulma dengan tujuan membuang bagian vegetatif dan generatif yang berada diatas tanah.

b. Kultur Tekhnis,
Beberapa kultur tekhnis yang dapat menekan pertumbuhan gulma adalah :
  • Mengatur jarak tanam tanaman pokok
  • Menutup permukaan tanah sekitar tanaman pokok dengan seresah/mulsa
  • Menanam tanaman penaung

c. Biologis,
Dengan menggunakan musuh alami tertentu (berupa serangga atau jamur) yang menyerang gulma tertentu. Sampai saat ini belum ada informasi diterapkan di perkebunan.

d. Kimiawi,
Pengendalian gulma dengan menggunakan bahan – bahan kimia yang disebut herbisida. Herbisida yang digunakan adalah herbisida sistemik dengan bahan aktif :
  • Glyphosate (Round Up, Eagle, Kleen UP dan lain – lain) dan sulphosate (Touch Down dan sebagainya), yang termasuk herbisida selektif dengan sasaran gulma berdaun sempit.
  • 2,4 D amina (DMA 6), dengan sasaran utama, gulma yang berdaun lebar.

e. Terpadu,
Menggabungkan cara – cara pengendalian gulma tersebut menjadi satu bagian yang utuh. Dalam pelaksanaannya dilapang, pada umumnya pengendalian secara terpadu inilah yang diterapkan. Saat ini yang banyak diterpakan  ialah gabungan antara mekanis, kultur tekhnis dan kimiawi.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain : Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal. Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi. Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga. Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif. Membuang

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik. Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki. B. Kebutuhan Pohon Pelindung Kebutuhan naungan tergantung pada

MENGENAL TANAMAN LEGUMINOSA

Tanaman leguminoseae adalah tanaman polongan – polongan dengan sistem perakaran yang mampu bersiombiosis dengan bakteri rhizobium dan membentuk bintil akar yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen dari udara. Hubungan keduanya dapat memfiksasi 100 kg/ha/th, tanaman kedelai dapat memfiksasi nitrogen bebas dari udara sebesar 20 – 200 kg/ha/th, sedangkan tanaman kacang kapri mampu mengikat nitrogen udara bebas sebanyak 400 – 500 kg/ha/th. Jumlah nitrogen bebas yang difiksasi oleh asosiasi legum sangat bervariasi, tergantung pada jenis tanaman legum, kultivarnya, spesies dan strain bakterinya, serta kondisi pertumbuhannya terutama pH dan nitrogen dalam tanah. Sekedar mengingat pelajaran yang kita terima di bangku kuliah dulu, proses pembentukan bintil akar yaitu : Setelah terjadi kolonisasi pada akar oleh strain rhizobium yang cocok, proses infeksi dan nodulasi terjadi lebih kurang sebagai berikut : Deformasi (perubahan bentuk) bulu akar Pembentukan benang infeksi untuk transf