Langsung ke konten utama

MEMBUAT BIBIT KARET BATANG BAWAH

A. Pengadaan Biji Karet
Usaha pengadaan biji karet untuk benih merupakan salah satu usaha langkah yang penting, oleh sebab itu kebutuhan biji harus dapat dijamin baik dalam kuantitas dan kualitasnya. Klon – klon yang dianjurkan untuk batang bawah yaitu biji klon GT1, LCB 1320 dan AVROS 2037. Untuk menghindari kemungkinan biji dari klon lain terpungut, maka hanya biji dari areal tertentu saja yang dipungut.
Langkah – langkah dalam pengumpulan biji, yaitu :
  • Menentukan lokasi/blok yang akan diambil bijinya dengan tujuan agar kemurnian biji tetap terjaga.
  • Membersihkan gulma baik secara manual maupun kimiawi, paling lambat satu bulan sebelum pengumpulan biji pendahuluan.
  • Melakukan pungutan biji pendahuluan, sebelum biji karet berjatuhan.
  • Pengumpulan biji pada satu areal harus dilakukan setiap dua hari sekali.
Seleksi Biji
Seleksi biji karet sangat diperlukan sebelum biji dikecambahkan, agar prosentase daya kecambah tinggi dan sesuai rencana kebutuhan bibit batang bawah. Ada beberapa cara seleksi/pemilihan biji karet, yaitu :
1. Uji kesegaran
  • Contoh biji yang diambil secara acak kemudian di belah dengan palu.
  • Belahan biji karet yang masih berwarna putih murni sampai ke kuning – kuningan adalah biji yang layak untuk dikecambahkan.
  • Belahan biji karet yang berwarna ke kuning – kuningan berminyak, kuning kecoklatan atau hitam adalah biji yang tidak layak untuk dikecambahkan.
2. Cara Perendaman
  • Biji karet yang direndam dalam bak, namun metode ini dalam kecermatannya seleksi biji masih kurang dipertanggungjawabkan.
3. Cara Lentingan/pantul
  • Alat yang dipakai adalah sebuah kotak kayu dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm.
  • Biji karet di jatuhkan dari ketinggian 100 cm, apabila biji karet yang dijatuhkan keluar dari kotak adalah biji yang layak untuk dikecambahkan.

B. Pengecambahan
Cara pembuatan tempat pengecambahan
  • Lokasi yang dipilih usahakan dekat sumber air.
  • Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 1 – 1,2 m, panjang 5 – 20 m (tergantung kebutuhan).
  • Arah bedengan Utara – Selatan.
  • Media dasar sebagai tempat pengecambahan harus dibersihkan dari gulma, batu – batuan keras dan tanah yang menggumpal kemudian diratakan
  • Bedengan pengecambahan diperkuat dengan penahan dari bambu agar tanah tidak mudah longsor waktu penyiraman.
  • Media pengecambahan tadi dihamparkan pasir sungai setebal 5 – 10 cm.
  • Bedengan diberi atap dari daun kelapa yang sudah dianyam, alang – alang atau daun tebu.
Cara pengecambahan biji karet
  • Usahakan biji karet yang telah diseleksi segera dikecambahkan.
  • Membuat blak ukuran jarak  tanam 3 x 5 cm.
  • Biji dibenam ke dalam pasir dengan perut bagian bawah dan punggungnya terlihat di permukaan pasir.
  • Kemudian ditaburi dengan potongan alang – alang yang sudah dipotong dengan ukuran 2 – 3 cm, untuk menghindari percikan air waktu penyiraman sehingga tidak merusak susunan biji karet yang sudah dibenam.
  • Penyiraman harus dikerjakan 2 – 5 kali sehari, agar kelembaban bedengan tetap terjaga.
  • Biji yang baik akan berkecambah pada hari ketujuh, dan siap dipindahkan ke tempat pembibitan.

C. Pembibitan
1. Pembibitan Lapangan
Persyaratan tempat pembibitan lapangan
  • Lahan sedapat mungkin  tempat yang datar.
  • Kondisi tanah subur atau berkadar bahan organik tinggi, bebas dari sumber hama dan penyakit.
  • Dekat dengan sumber air.
  • Kalau memungkinkan dekat dengan tempat replanting atau areal tanaman.

Pengolahan Lapangan
  • Sanitasi lahan yaitu membersihkan dari sisa – sisa akar, batu, tunggul – tunggul dan sebagainya dibersihkan dari areal sehingga benar – benar bersih dari apapun.
  • Tanah diolah dengan tenaga manual atau mekanik, pengolah tanah haruslah betul – betul gembur agar diperoleh perakaran tanaman yang normal. Kalau menggunakan mekanis dibajak satu kali dan di rotary/harrow sebanyak 2 – 3 kali.
  • Pasang anjir untuk mengatur jarak tanam dan disesuaikan jenis bibit akan di tanaman di lapangan, misalnya jarak tanam 30 x 40 x 60 cm (untuk stump rendah), 60 x 60 cm (untuk stump puteran), 60 x 90/100 cm (untuk stump tinggi).
  • Arah anjiran bibit timur – barat.

Pindah Tanam Biji Kecambah  di Pembibitan Lapangan(Transplanting)
  • Biji yang telah berkecambah segera dipindah ke pembibitan lapangan.
  • Kecambah yang terbaik untuk dipindah saat ujung akar keluar dan belum tumbuh cabang akar.
  • Kecambah ditanam seperti saat pengecambahan.
  • Beri mulsa dari alang – alang yang dipotong dengan ukuran 2 – 3 cm dengan ketebalan kurang 2 – 3 cm.
  • Kecambah disiram secukupnya.
Pindah Tanam Biji Kecambah di Pembibitan Polybag
  • Ukuran kantong plastik/polybag 25 x 56 cm atau 38 x 64 cm.
  • Polybag yang digunakan berwarna hitam dan diberi lubang – lubang tempat kecil untuk penuntasan air.
  • Tanah untuk mengisi polybag adalah tanah lapisan top soil/tanah lapisan atas yang subur dan cukup mengandung bahan organik.
  • Pemberian jamur Trychoderma sp akan lebih bagus, sebelum dan sesudah kecambah karet di tanam di polybag.
Pemeliharaan Pembibitan Lapangan dan Polybag
  • Penyiraman, pembibitan dalam polybag harus disiram secara teratur (pagi dan sore), sedangkan pembibitan di lapangan disesuaikan dengan kondisi lapangan.
  • Penyiangan terhadap tumbuhan – tumbuhan pengganggu  adalah sistem penyiangan total.
  • Penyulaman di lakukan sesegera mungkin, penyulaman dihentikan setelah bibit berumur 3 – 4 minggu setelah tanam.
  • Pemupukan bisa dilakukan setelah bibit berumur satu bulan baik dengan pupuk tunggal maupun dengan majemuk.
  • Wiwil, yaitu membuang tunas – tunas yang tumbuh.
  • Pengendalian hama dan penyakit, usahakan dengan sistem pengendalian dini agar secepatnya di deteksi dan diambil tindakan.
   

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain : Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal. Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi. Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga. Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif. Membuang

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik. Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki. B. Kebutuhan Pohon Pelindung Kebutuhan naungan tergantung pada

MENGENAL TANAMAN LEGUMINOSA

Tanaman leguminoseae adalah tanaman polongan – polongan dengan sistem perakaran yang mampu bersiombiosis dengan bakteri rhizobium dan membentuk bintil akar yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen dari udara. Hubungan keduanya dapat memfiksasi 100 kg/ha/th, tanaman kedelai dapat memfiksasi nitrogen bebas dari udara sebesar 20 – 200 kg/ha/th, sedangkan tanaman kacang kapri mampu mengikat nitrogen udara bebas sebanyak 400 – 500 kg/ha/th. Jumlah nitrogen bebas yang difiksasi oleh asosiasi legum sangat bervariasi, tergantung pada jenis tanaman legum, kultivarnya, spesies dan strain bakterinya, serta kondisi pertumbuhannya terutama pH dan nitrogen dalam tanah. Sekedar mengingat pelajaran yang kita terima di bangku kuliah dulu, proses pembentukan bintil akar yaitu : Setelah terjadi kolonisasi pada akar oleh strain rhizobium yang cocok, proses infeksi dan nodulasi terjadi lebih kurang sebagai berikut : Deformasi (perubahan bentuk) bulu akar Pembentukan benang infeksi untuk transf