Langsung ke konten utama

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain :
  • Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal.
  • Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi.
  • Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga.
  • Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif.
  • Membuang cabang – cabang  yang terserang hama dan penyakit agar tidak menjadi sumber infeksi.
  • Mendapatkan pohon kopi yang rendah agar memudahkan pemeliharaan dan pemanenan.
A. Sistim Pemangkasan
Kita mengenal dua macam sistim pemangkasan, yaitu :
  1. Pemangkasan berbatang tunggal (single stem)
  2. Pemangkasan berbatang ganda (multiple stem)
Perkebunan – perkebunan besar di Indonesia pada umumnya menggunakan sistim berbatang tunggal. Sedangkan perkebunan rakyat kebanyakan menggunakan sistim berbatang ganda. Sistim berbatang ganda pada umumnya kurang bersifat individual (tidak tergantung pada kondisi pohon demi pohon). Oleh karena itu sistim ini banyak dikembangkan dinegara – negara yang sukar dan mahal tenaga buruh (misalnya Hawai, Amerika Selatan/Tengah dan Afrika Timur).  Sistim mana yang lebih baik, sangat dipengaruhi oleh kondisi ekologis dan jenis kopi yang ditanam.
Sistim berbatang tunggal lebih sesuai jenis-jenis kopi yang banyak membentuk cabang sekunder (misalnya kopi arabica), karena sistim ini lebih banyak diarahkan pada pengaturan peremajaan cabang. Oleh karena itu apabila peremajaan cabang, yang merupakan inti dari sistim ini, kurang diperhatikan produksi akan cepat menurun, karena menjadi berbentuk payung.
Sistim berbatang ganda lebih diarahkan pada peremajaan batang, oleh karena itu lebih sesuai bagi daerah-daerah yang basah dan letaknya rendah, dimana pertumbuhan batang-batang baru berjalan lebih cepat. Sebaliknya sistim ini pada umumnya kurang sesuai bagi tanaman-tanaman tua yang telah lemah daya regenerasinya (kecuali apabila tanpa peremajaan periodik).
Pada kedua sistim tersebut, dapat dibedakan tiga macam pemangkasan, yaitu :
  1. Pemangkasan bentuk
  2. Pemangkasan produksi (pemangkasan pemeliharaan)
  3. Pemangkasan rejuvinasi (peremajaan)
Pemangkasan bentuk dilakukan tanaman kopi yang masih muda, baik dari semaian, sambungan ataupun rejuvinasi. Tujuan pemangkasan bentuk ini adalah untuk membentuk kerangka tanaman yang kuat dan seimbang. Dalam hal ini tanaman kopi muda belum produktif, pertumbuhannya diarahkan untuk membentuk kerangka mahkota pohon sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Pemangkasan produksi dengan tujuan untuk mempertahankan keseimbangan kerangka tanaman yang telah diperoleh melalui pemangkasan bentuk.
Pemangkasan rejuvinasi dilaksanakan pada tanaman kopi yang pada umumnya telah tua dan kurang produktif lagi dengan tujuan untuk mempermuda tanaman sehingga dapat lebih produktif.

B. Pemangkasan Berbatang Tunggal
Pada sistim pemangkasan berbatang tunggal, tanaman kopi dipelihara hanya satu batang pokok dengan tinggi tertentu dan memelihara cabang-cabang plagiotrop sebagai cabang-cabang produktif. Pelaksanaan pemangkasan bersifat individuil, diperhatikan pohon demi pohon, terutama pada pertumbuhan cabang-cabang plagiotrop. Cabang-cabang plagiotrop yang tidak produktif diremajakan untuk mendapatkan cabang baru yang lebih produktif sehingga peremajaan  cabang-cabang adalah merupakan inti dari sistim pemangkasan berbatang tunggal yang harus mendapatkan perhatian sepenuhnya. Kekeliruan dalam pemangkasan cabang-cabang primer dapat menyebabkan bentuk tanaman menjadi “mayung”  dan dapat menurunkan produksi. Pada cara pemangkasan berbatang tunggal tanaman kopi mengalami tiga fase pemangkasan yaitu : pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi dan pemangkasan rejuvinasi.

B.1 Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk dilaksanakan pada tanaman yang masih muda, yaitu pada umur 1 – 2 tahun dengan tujuan membentuk kerangka tanaman yang kuat dan seimbang. Pelaksanaan dari pemangkasan bentuk ini terdiri dari pemenggalan batang (topping) dan penyunatan beberapa cabang primer.

a. Pemenggalan Batang (topping)
pemenggalan batang dilakukan dengan tujuan :
  • Tanaman tidak menjadi terlalu tinggi
  • Pertumbuhan cabang-cabang lateral menjadi lebih kuat dan lebih panjang
  • Pertanaman lebih cepat menutup
Tinggi pemenggalan tanaman kopi, telah dilakukan berbagai percobaan tinggi pemangkasan diberbagai tempat, masih belum ada keseragaman mengingat kondisi dari masing-masing tempat berbeda. Tinggi pemenggalan berbeda-beda (1,0 – 2,5 m, tergantung pada jenis dan pertumbuhan kopi. Semakin cepat dan kuat pertumbuhan, semakin tinggi pemenggalan dilakukan. Berhubung dengan itu terdapat dua macam pemenggalan, yaitu pemenggalan tanpa bayonet dan pemenggalan dengan bayonet.
Pada tanaman yang kuat pertumbuhannya, pemenggalan dapat dilakukan datu kali (tanpa bayonet) pada tinggi 180 cm untuk kopi robusta dan 150 – 180 cm untuk tanaman kopi arabica. Sedangkan pada tanaman yang lemah, pemenggalan perlu dilakukan dua atau tiga kali, yaitu dengan menumbuhkan batang susulan, yang dikenal dengan nama bayonet.
Bila keadaan pohon sangat lemah, pemenggalan dilakukan tiga kali, pertama pada tinggi kurang lebih 100 cm, kedua pada tinggi 140 cm dan ketiga pada tinggi 180 cm. Cara pemenggalan seperti tersebut diatas, yaitu bayonet baru dipelihara setelah kerangka tanaman kuat dan letak bayonet diusahakan yang diametral. Tinggi pemenggalan pada berbagai pertumbuhan tanaman kopi, ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Pemenggalan Tanpa Bayonet (cm) Dengan 1 Bayonet (cm) Dengan 2 Bayonet (cm)
I 180 120 100
II - 180 140
III - - 180
Pertumbuhan Kuat Agak Lemah Lemah
Jadi dengan pemenggalan bertingkat maka pelaksanaan pemenggalan tanaman kopi pada suatu saat tidak harus pada tinggi yang sama merata untuk masing-masing pohon, tetapi tergantung dari kondisi masing-masing pohon. Cara pemenggalan batang dapat dilakukan tepat diatas ruas dengan memotong salah satu cabang primer yang paling atas (sistim semeru).

b. Pemangkasan (Penyunatan) Cabang Primer
Tujuan dari penyunatan beberapa cabang primer ini adalah untuk mendorong terbentuknya reproduksi cabang primer dalam jumlah yang cukup banyak, dengan bentuk percabangan yang kuat, letaknya teratur dan arahnya tersebar. Cabang primer yang akan disunat harus dipilih sehingga letaknya teratur, tidak saling menutupi satu dengan yang lain dan arahnya tersebar.

B. 2 Pemangkasan Produksi
Pemangkasan produksi umumnya dilakukan pada tanaman yang telah menghasilkan dengan tujuan untuk mempertahankan keseimbangan kerangka tanaman yang telah diperoleh melalui pemangkasan bentuk. Pemangkasan produksi pada tanaman yang telah menghasilkan didasarkan pada intensitas pemangkasan dibedakan menjadi dua, yaitu :
  1. Pemangkasan produksi berat (pemangkasan berat)
  2. Pemangkasan produksi ringan (pemangkasan ringan)
Pemangkasan berat dalam satu tahun hanya dikerjakan satu kali, dilaksanakan setelah panen selesai, yaitu pada akhir musim kemarau menjelang awal musim penghujan, sedangkan pemgkasan ringan dalam satu tahun dikerjakan beberapa kali, dilakukan setelah pelaksanaan pemangkasan berat.

B.3 Pemangkasan Rejuvinasi
Pemangkasan rejuvinasi pada tanaman kopi adalah merupakan salah satu cara/usaha dalam merehabilitasi  pertanaman kopi yang sudah tua dan produksinya rendah atau kondisi habitus tanaman rusak. Pemangkasan rejuvinasi (peremajaan) dapat dibedakan sebagai berikut :
  1. Pemangkasan rejuvinasi didasarkan atas jumlah pohon yang direjuvinasi dari suatu areal, dibedakan atas : pemangkasan rejuvinasi total (bila pohon kopi dari suatu areal direjuvinasi serentak), rejuvinasi selektif (bila pohon yang diremajakan dipilih pohon tertentu saja), rejuvinasi sistematis (bila seluruh pohon akan diremajakan tetapi pelaksanaannya bertahap)
  2. Pemangkasan rejuvinasi didasarkan pada bagian tanaman yang direjuvinasi, dapat dibedakan atas : rejuvinasi batang (menunggul batang setinggi 50 cm diatas tanah dan menumbuhkan wiwil trubus/tunas ortotrop), rejuvinasi cabang (meremajakan cabang-cabang tua yang tidak produktif lagi dengan cara disambung)
   C. Pemangkasan Berbatang Ganda
Pemangkasan berbatang ganda dikerjakan berdasarkan atas pertumbuhan vertikal. Pada cara ini, dari batang pokok ditumbuhkan beberapa batang dan selanjutnya pemangkasan dikerjakan peremajaan batang. Pada sistim pemangkasan berbatang ganda juga dikerjakan pemangkasan bentuk dan pemangkasan produksi yang sekaligus juga merupakan pemangkasan rejuvinasi. Pemangkasan bentuk ditujukan pada pembentukan suatu tunggu penyangga (supporting stump), untuk menumbuhkan beberapa batang (stem) diatasnya. Sedangkan pemangkasan produksi ditujukan terutama pada peremajaan batang, baik secara periodik maupun secara insendentil (apabila dianggap perlu). Metode pembentukan tunggul dikenal ada beberapa cara, yaitu :
  • Metode Banyuwangi (memelihara beberapa wiwil pada pangkal batang pokok)
  • Metode Toraja (mencondongkan batang pokok)
  • Metode Agobiado ( merundukkan batang pokok)
  • Metode Kandelaber (menunggul batang pokok)
  • Meode B – F (Beaumont Fucunaga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik. Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki. B. Kebutuhan Pohon Pelindung Kebutuhan naungan tergantung pada

MENGENAL TANAMAN LEGUMINOSA

Tanaman leguminoseae adalah tanaman polongan – polongan dengan sistem perakaran yang mampu bersiombiosis dengan bakteri rhizobium dan membentuk bintil akar yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen dari udara. Hubungan keduanya dapat memfiksasi 100 kg/ha/th, tanaman kedelai dapat memfiksasi nitrogen bebas dari udara sebesar 20 – 200 kg/ha/th, sedangkan tanaman kacang kapri mampu mengikat nitrogen udara bebas sebanyak 400 – 500 kg/ha/th. Jumlah nitrogen bebas yang difiksasi oleh asosiasi legum sangat bervariasi, tergantung pada jenis tanaman legum, kultivarnya, spesies dan strain bakterinya, serta kondisi pertumbuhannya terutama pH dan nitrogen dalam tanah. Sekedar mengingat pelajaran yang kita terima di bangku kuliah dulu, proses pembentukan bintil akar yaitu : Setelah terjadi kolonisasi pada akar oleh strain rhizobium yang cocok, proses infeksi dan nodulasi terjadi lebih kurang sebagai berikut : Deformasi (perubahan bentuk) bulu akar Pembentukan benang infeksi untuk transf