Langsung ke konten utama

MEMBUAT BIOAKTIVATOR KOMPOS

Biokaktivator adalah sekumpulan mikroorganisme yang mempercepat proses pembuatan kompos yang biasanya secara alami membutuhkan waktu lama, tetapi dengan adanya bioktivator akan semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk proses pengomposan. Membuat bioaktivator sendiri sangat mudah dengan memamfaatkan bahan-bahan yang ada disekitar kita.

A. Bioaktivator dari bahan tape
     a. Bahan
         - tapai singkong                     = 1 ons
         - air bersih/sumur                  = 1.000 ml
         - gula pasir                             = 5 sendok makan (50 gr)

     b. Cara Pembuatan
          - siapakan 1 botol bekas aqua ukuran 1.500 ml, kemudian masukkan tapai kedalam botol 
           - isi air bersih/sumur kedalam botol
           - masukkan gula pasir kedalam botol yang sudah terisi tapai dan air.
           - kocok-kocok botol agar gula larut dalam air
           - biarkan botol terbuka tanpa tutup selama 4-5hari
           - setelah 5 hari bioaktivator sudah bisa digunakan.

B. Bioaktivator dari bahan nasi basi
     a. bahan
         - nasi basi                              = secukupnya
         - air bersih/sumur                  = 1.000 ml
         - gula pasir                            = 5 sendok makan (50 gr)

     b. Cara Pembuatan
         - kepal-kepal nasi basi sebesar bola pingpong
         - letakkan bola-bola nasi tersebut didalam kardus, lalu tutup dengan daun pisang
         - hari ketiga akan tumbuh jamur-jamur berwarna kuning, jingga dan merah.
         - selanjutnya buatkan larutan gula dengan cara mencampur air yang sudah ditakar.
         - ambil bola-bola nasi yang telah ditumbuhi jamur, masukkan kedalam wadah yang sudah   
           terisi larutan gula
         - biarkan kurang lebih 7-10 hari, biasanya ditandai dengan aroma seperti tapai.
         - bioaktivator siap digunakan


AGENSIA HAYATI

AGENSIA HAYATI

AGENSIA HAYATI

AGENSIA HAYATI

AGENSIA HAYATI

AGENSIA HAYATI

AGENSIA HAYATI

AGENSIA HAYATI

AGENSIA HAYATI

AGENSIA HAYATI

AGENSIA HAYATI

AGENSIA HAYATI








Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI

Buah kopi terbentuk pada cabang-cabang lateral (primer atau sekunder), yang merupakan produk dari pertumbuhan vegetatif. Sebaliknya pertumbuhan vegetatif juga dipengaruhi oleh pembuahan. Oleh karena itu perlu adanya keseimbangan  yang optimal antara pertumbuhan keduanya. Pada prinsipnya pemangkasan bertujuan untuk mengatur pertumbuhan vegetatif kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan kata lain mengatur tanaman kopi agar tidak hanya menghasilkan banyak cabang dan daun, tetapi juga banyak buahnya. Untuk itu pemangkasan hendaknya diarahkan pada, antara lain : Memperoleh cabang –  cabang buah yang baru secara kontinyu  dan dalam jumlah yang optimal. Mempermudah masuknya cahaya ke dalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang pembentukan tanaman kopi. Memperlancar sirkulasi udara, guna mengintensifkan penyerbukan bunga. Membuang cabang –  cabang tua yang tidak/kurang produktif, agar zat hara dapat disalurkan bagi cabang –  cabang muda yang lebih produktif. Membuang

PENGATURAN TANAMAN PELINDUNG KOPI

A. Pendahuluan Pohon penaung merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman kopi yang memiliki implikasi kuat dengan kegiatan fisiologi tanaman, khususnya fotosintesis dan pembentukan bunga. Karena itu meskipun pohon penaung memberikan banyak mamfaat tetapi penggunaannya perlu pengaturan yang benar dan terencana dengan baik. Selama musim penghujan cuaca sering berawan  sehingga intensitas cahaya berkurang. Karena itu keberadaan mahkota pohon penaung kurang diperlukan. Tanaman kopi menghendaki intensitas sinar matahari yang tidak penuh dengan penyinaran yang teratur. Adanya penyinaran yang tidak teratur akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman dan pola pembungaan  tidak menjadi teratur, tanaman terlalu cepat berbuah tetapi hanya sedikit dan hasilnya terlalu cepat menurun. Oleh sebab itu tanaman kopi memerlukan pohon pelindung/penaung yang dapat mengatur intensitas sinar matahari sesuai dengan yang dikehendaki. B. Kebutuhan Pohon Pelindung Kebutuhan naungan tergantung pada

MENGENAL TANAMAN LEGUMINOSA

Tanaman leguminoseae adalah tanaman polongan – polongan dengan sistem perakaran yang mampu bersiombiosis dengan bakteri rhizobium dan membentuk bintil akar yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen dari udara. Hubungan keduanya dapat memfiksasi 100 kg/ha/th, tanaman kedelai dapat memfiksasi nitrogen bebas dari udara sebesar 20 – 200 kg/ha/th, sedangkan tanaman kacang kapri mampu mengikat nitrogen udara bebas sebanyak 400 – 500 kg/ha/th. Jumlah nitrogen bebas yang difiksasi oleh asosiasi legum sangat bervariasi, tergantung pada jenis tanaman legum, kultivarnya, spesies dan strain bakterinya, serta kondisi pertumbuhannya terutama pH dan nitrogen dalam tanah. Sekedar mengingat pelajaran yang kita terima di bangku kuliah dulu, proses pembentukan bintil akar yaitu : Setelah terjadi kolonisasi pada akar oleh strain rhizobium yang cocok, proses infeksi dan nodulasi terjadi lebih kurang sebagai berikut : Deformasi (perubahan bentuk) bulu akar Pembentukan benang infeksi untuk transf